Brenton Tarrant merupakan warga Australia yang sengaja datang ke Selandia Baru untuk melancarkan aksinya.
Dikutip dari AP, pria berusia 28 tahun itu sebelumnya telah menuliskan manifesto setebal 37 lembar untuk melakukan aksinya.
Ia telah merencanakan dan melatih anggotanya untuk menyerang dua masjid di Christchurch.
"Menuju masyarakat baru kita maju pantang mundur dan membicarakan krisis imigrasi massal," demikian salah satu petikan manifesto berjudul "The Great Replacement" itu.
Baca Juga : Hampir Setengah Abad Terbakar, Kawah Berukuran Raksasa Ini Dijuluki 'Pintu Neraka'
Manifesto itu juga menuliskan bahwa serangan itu adalah balasan untuk para penyerang di Tanah Eropa dan mereka yang memperbudak jutaan warga Eropa.
"Kita harus memastikan eksistensi masyarakat kita dan masa depan anak-anak berkulit putih," demikian bunyi dari manifesto tersebut.
Apa yang dilakukan Tarrant itu tak hanya memicu kemarahan penduduk Selandia Baru, tapi juga seluruh dunia.
Bahkan, kemarahan terhadap kebrutalan yang dilakukan Tarrant juga muncul dari balik jeruji penjara.
Baca Juga : Pengakuan Eggboy Mark Connolly Usai Timpuk Senator Australia Pakau Telur : 'Muslim Bukan Teroris'
Hal ini seperti yang dilansir dari Suar.id (19/3/2019).
Kriminolog Universitas Canterbury, Greg Newbold sudah mewanti-wanti polisi terkait hal ini.