Ia memperingatkan polisi agar mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi ketika Tarrant berada di penjara.
Sebagai mantan narapidana, Newbold mengaku bahwa ia benar-benar mengetahui bagaimana kondisi yang ada di dalam penjara.
Baca Juga : Gunakan Spermanya Sendiri, Dokter Kesuburan Ini 'Hamili' Pasien-pasiennya Sampai Lahirkan 30 Anak
"Aku meyakini dia benar-benar berada dalam kondisi bahaya yang ekstrem.
Ada sekelompok orang di penjara yang marah dengan peristiwa (penembakan) itu, ditambah fakta bila Brenton Tarrant adalah kelompok ekstremis kulit putih" katanya sebagaimana dikutip dari Suar.id.
Apalagi, mayoritas narapidana yang ada di penjara Selandia Baru adalah kelompok non kulit putih.
Tarrant akan sulit menghimpun perlindungan dari para napi ekstremis kulit putih, karena jumlah mereka kalah jauh.
Masih berdasarkan penuturan Newbold, orang-orang ekstrimis kulit putih selama ini lebih banyak menundukkan kepala karena memang bukan mereka yang berkuasa di sana.
Newbold juga sangat yakin Tarrant akan menerima isolasi penuh selama di penjara.
"Setidaknya untuk 5 atau 10 tahun, ia akan dikurung di sel secara sendirian" katanya.
Newbold juga mengatakan jika Tarrant akan sangat mudah terbunuh di penjara bila dia tak diisolasi secara total.