Ia mengatakan Zulfirmansyah kemungkinan melakukan hal itu agar anaknya yang baru berusia dua tahun tidak menjadi sasaran penembak bila diketahui masih hidup.
Zulfirmansyah sendiri mendapat banyak luka tembak di bagian dada, tangan, dan kakinya.
Namun, dia masih sempat memikirkan keselamatan Rois, anaknya.
"Rois lalu mendekat ke pelukan ayahnya. Kepada ayahnya, dia bilang 'wake up, Daddy. Allah bersama kita'. Bayangkan anak umur dua tahun bisa berbicara seperti itu," tutur Yulierma sambil mengusap air matanya.
Yulierma mengatakan saat ini beberapa keluarga akan memberikan penguatan kepada istri dan anak Zulfirmansyah dengan datang ke Selandia Baru, difasilitasi ACT.
"Istrinya warga negara Amerika Serikat yang seorang mualaf perlu dikuatkan bahwa kejadian ini merupakan bagian dari perjuangan Islam yang dilakukan Zulfirmansyah," katanya.
ACT memberangkatkan empat orang anggota keluarga ke Selandia Baru untuk menengok Zulfirmansyah yang menjadi korban penembakan massal di Christchurch.
"Zulfirmansyah harus segera bertemu keluarga. Dia sudah menjalani dua kali operasi dan kondisinya sudah semakin membaik," kata Wakil Presiden Senior ACT N Imam Akbari.(*)
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar