Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Putar Otak untuk Bertahan Hidup Karena Uang Beasiswa Telat Cair, Mahasiswa Bidikmisi Nekat Makan Nasi Garam di Perantauan

None - Jumat, 29 Maret 2019 | 10:18
Kantin Saridhona memiliki slogan makan sepuasnya, bayar seikhlasnya. Dengan slogan tersebut diharapkan ada cost sharing untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan.
KOMPAS.com/RENI SUSANTI

Kantin Saridhona memiliki slogan makan sepuasnya, bayar seikhlasnya. Dengan slogan tersebut diharapkan ada cost sharing untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan.

“Telatnya satu bulan, tapi kemarin ada senior yang telatnya sampai dua bulan,” tutur Iman.

Bagi mahasiswa yang masih mendapatkan dana dari orangtua, keterlambatan ini tidak jadi soal.

Baca Juga : Viral di Twitter, Cerita Horor Dosen Mengajar Mahasiswa Gaib, Setelah Sadar Ternyata Sudah Hilang Selama Tiga Hari

Namun, hal itu jarang terjadi karena penerima beasiswa Bidikmisi rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu dari sejumlah daerah.

Banyak orangtua melepas dan memberikan kepercayaan penuh kepada sang anak untuk menjalankan kuliah begitu diterima kuliah dengan bantuan dana Bidikmisi.

Karena itu, ketika uang beasiswa telat cair, para mahasiswa ini harus memutar otak agar tetap bisa bertahan.

Baca Juga : Sempat Kuliah di Jurusan Musik hingga Jadi TKI 6 Tahun di Jepang, Inilah Perjalanan Karier Zul Zivilia Sebelum Jadi Pengedar Narkoba

“Kalau saya beli telur (satu) kemudian digoreng dan dibagi tiga. Masing-masing untuk makan pagi, siang, dan malam,” ungkap Iman sambil tertawa.

Ia masih terbilang beruntung, sebab beberapa temannya mengalami hal lebih sulit.

Ada yang sengaja main ke rumah temannya yang tinggal di Bandung untuk menumpang makan.

Ada pula yang membuat air putih dicampur garam dan vetsin sebagai kuah campuran nasi.

Baca Juga : Walau Hanya Berpendidikan Rendah, Orang Tua Ini Mampu Kuliahkan Anaknya di UGM dan Amerika

Source :Kompas.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x