“Telatnya satu bulan, tapi kemarin ada senior yang telatnya sampai dua bulan,” tutur Iman.
Bagi mahasiswa yang masih mendapatkan dana dari orangtua, keterlambatan ini tidak jadi soal.
Namun, hal itu jarang terjadi karena penerima beasiswa Bidikmisi rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu dari sejumlah daerah.
Banyak orangtua melepas dan memberikan kepercayaan penuh kepada sang anak untuk menjalankan kuliah begitu diterima kuliah dengan bantuan dana Bidikmisi.
Karena itu, ketika uang beasiswa telat cair, para mahasiswa ini harus memutar otak agar tetap bisa bertahan.
“Kalau saya beli telur (satu) kemudian digoreng dan dibagi tiga. Masing-masing untuk makan pagi, siang, dan malam,” ungkap Iman sambil tertawa.
Ia masih terbilang beruntung, sebab beberapa temannya mengalami hal lebih sulit.
Ada yang sengaja main ke rumah temannya yang tinggal di Bandung untuk menumpang makan.
Ada pula yang membuat air putih dicampur garam dan vetsin sebagai kuah campuran nasi.
Baca Juga : Walau Hanya Berpendidikan Rendah, Orang Tua Ini Mampu Kuliahkan Anaknya di UGM dan Amerika