Bahkan korban yang mengidap penyakit asma ini juga kerap mengigau seolah-olah masih dalam penganiayaan, akibat tingkat trauma yang tinggi.
Keluarga bersikukuh akan tetap melanjutkan permasalahan ini ke jalur hukum, untuk memberikan efek jera bagi para pelaku.
Keluarga korban juga menolak upaya mediasi yang ingin dilakukan oleh para oknum.
“Saya maafkan dia, anak-anaknya. Tapi untuk proses hukum harus berlanjut,” ujar keluarga korban.
Pengamat Pendidikan Untan, Dr Aswandi menilai memang yang terjadi harus kita akui dan tidak boleh kita tutupi bahwa telah terjadi kerusakan ahlak dan mental karakter anak kita.
Selama ini kita selalu menutupi itu. Nah sudah terungkap dan kejadian seperti yang terjadi kali ini baru kita pada bilang bahwa memang ada.
Persoalannya mengapa kita tidak bisa mengatasinya, salah satunya karena selama ini kita menutupi itu.
Sekalipun kita mengungkapkan itu, tapi tidak pada akar persoalannya.
Kita memang sering mendengar berita kekerasan dalam pendidikan, bahkan hampir setiap hari diberbagai media atau diomongkan dimasyarakat. Tapi itu hanya yang ada permukaan.
Kasus pelajar membuat kriminal, memperkosa, memukul dan sebagainya ini menunjukan ada hal yang salah dalam pendidikan itu, namun yang dibicarakan hanya kasusnya.
Kita tidak membicarakan mengapa mereka berkelahi, mengapa mereka membuat kriminal, anak seperti apa yang berkelahi dan membuat kriminal itu.
Memang harus kita akui, selama ini belum sampai disana pembahasan kita.