Baca Juga : Suarakan Perdamaian Perang Saudara, Paus Fransiskus Lakukan Aksi Cium Kaki Pemimpin Sudan
Gula tambahan ini, alih-alih disimpan dalam jaringan otot, akan dikonversi menjadi lemak di hati.
Ginjal juga ikut berperan dengan membantu membuang kelebihan gula melalui urin. Itu berarti tubuh kita kehilangan air.
Jika dikombinasikan dengan efek diuretik dari kafein dalam soda, ini akan meningkatkan risiko dehidrasi.
"Gula dan kafein dalam soda adalah kombinasi yang tidak sehat," kata Zeytinoglu.
Riset dari Princeton University juga membuktikan efek lain dari soda. Riset dilakukan dengan menggunakan tikus yang diberi cairan manis saat lapar.
Baca Juga : Rilis Terbaru BMKG, Terjadi Gempa di Barat Daya Sulawesi Tenggara, Berpotensi Tsunami
Hasilnya, otak tikus melepaskan dopamin, zat kimia yang memicu motivasi dan penghargaan. Ini respons yang mirip dengan apa yang terjadi ketika tikus diberikan kokain atau heroin.
Selain itu, riset dari National Institutes of Health membuktikan, gula juga bisa membuat ketagihan dibandingkan kokain.
Menurut peneliti, ini terjadi karena kita telah berevolusi sebagai spesies untuk secara naluriah menghargai makanan cepat, tinggi karbohidrat, tinggi kalori.
Kabar baiknya, kita tak perlu menghentikan sepenuhnya konsumsi soda ini.