"Selain dapat menghasilkan uang tambahan, ini sangat membantu untuk mengurai sampah organik. Maggotnya juga dapat diolah menjadi pakan ternak ikan dan ayam, di sini banyak sekali yang ternak ikan,” tutur dia.
Sementara itu, pendamping Kampung Lalat Sarbusmi, Akbar mengatakan, dari hasil penelitian para ilmuwan terdapat lebih dari 800 jenis lalat.
Baca Juga : Orang Tua Taruh Pistol Sembarangan, Balita 4 Tahun Ini Menggunakannya untuk Tembak Kepala Sang Kakak
Dari berbagai jenis lalat itu, sebagian besar mengandung patogen, kecuali lalat tentara hitam.
“Lalat ini berbeda dengan jenis lalat yang lain. Lalat lain kalau ada kotoran langsung hinggap, kalau ini tidak hinggap, hanya mengelilingi kemudian hinggap di tempat yang kering, gelap dan sempit di sekitar kotoran, makanya tidak mengandung patogen,” kata Akbar.
Lalat tentara hitam, menurut dia, dapat menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.
Telur lalat mempunyai harga jual yang tinggi.
Baca Juga : Bullying Kembali Terjadi, Tersebar Rekaman Perkelahian Dua Bocah di Pinggir Jalan Viral di Medsos
Selain itu, maggot dapat diolah menjadi maggot beku, maggot kering, tepung ikan dan lainnya sebagai pakan alternatif berprotein tinggi.
“Satu ekor lalat dapat menghasilkan 500-700 butir telur, untuk menghasilkan 1 gram telur butuh 14 hingga 13 ekor lalat, tergantung besar kecilnya. Sampah organik yang dimakan maggot otomatis menjadi kompos," ujar Akbar.(*)