Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Kasus pembunuhan guru honorer di Kediri, Budi Hartanto (28) yang kepalanya dimutilasi kini sudah menemui titik terang.
Polisi berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan yakni Aris Sugianto (AS) dan Ajis Prakoso (AJ).
Pelaku berinisial AS ditangkap di Jakarta, sedangkan AJ ditangkap di Kediri pada Kamis (11/4/2019).
Diwartakan oleh Kompas.com, polisi menduga kuat motif pembunuhan karena masalah asmara.
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, mengatakan penyidik semula menduga motif pembunuhan adalah perampokan.
"Namun, belakangan menguat motifnya adalah asmara, motif perampokan tidak terbukti," kata Frans.
Baca Juga : Hasil Visum Tak Sesuai Pengakuan, Kini Netizen Ramai-ramai Suarakan Tagar #AudreyJugaBersalah
Motif asmara diduga berada di balik kasus pembunuhan ini setelah penyidik terus memeriksa saksi dari orang-orang terdekat korban.
Polda Jatim pun akhirnya mengungkap motif dan kronologis pembunuhan disertai mutilasi guru honorer di Kediri yang mayatnya ditemukan di Blitar.
Dilansir Gridhot.ID dari Surya Malang, rupanya pembunuhan dan mutilasi Budi Hartanto dipicu hubungan intim berbayar antara AS dan korban.
Peristiwa mutilasi guru honorer di Kediri terjadi setelah pelaku melakukan hubungan intim berbayar dengan korban pada Selasa (2/4/2019).
Bahkan terungkap jika selama ini pelaku AS sudah biasa melakukan hubungan intim berbayar dengan korban.
Pasalnya, AS sudah melakukan hubungan intim dengan korban sebanyak empat kali sebelum akhirnya peristiwa mutilasi terjadi.
Baca Juga : Simpan Sejumlah Misteri, Sebuah Minibus Tak Terawat Terparkir di Rumah Sakit Selama Setahun
Dirreskrimum Polda Jatim Kombespol Gupuh Setiono mengatakan, pelaku AS memiliki hubungan asmara sejenis dengan korban.
"Setiap kali berhubungan Aris ngasih uang ke korban. Aris sayang pada korban, dan akan memberikan apa yang diminta korban," ujar Gupuh pada awak media di depan Halaman Reskrimum Polda Jatim, Senin (15/4/2019).
Keduanya biasa melakukan hubungan intim di kediaman pelaku AS.
Baca Juga : Kecanduan Film Porno, Siswa SD Probolinggo Nekat Hamili Siswi SMA Karena Nafsu
Namun saat hubungan intim yang keempat kalinya, mereka sengaja melakukan di warung AS di Jalan Surya, Sambi, Ringinrejo, Kediri, Selasa (2/4/2019) lalu.
Selain motif asmara, kronologis pembunuhan disertai mutilasi guru honorer ini juga dipicu perselisihan antara pelaku dan korban setelah berhubungan intim.
Percekcokan itu ditengarai lantaran AS tak mampu memberi uang yang diminta oleh korban setelah berhubungan intim.
Baca Juga : Tak Mengenal Ampun, Kisah Marinir Indonesia Saat Habisi Ratusan Milisi Gerakan Pengacau Keamanan
"Hubungan asmara sesama jenis, terus berakhir perselisihan karena tidak diberikan uang dan berakhir dengan pertengkaran yang mengakibatkan korban dibunuh," ungkap Gupuh.
"Usai lakukan hubungan intim di dalam kamar, karena Aris gak bisa ngasih uang ke korban, korban marah-marah," lanjutnya.
Percekcokan yang terjadi antara AJ dan korban lantas didengar oleh tersangka AJ.
AJ yang tak tahan dengan suara pertengkaran keduanya pun akhirnya menegur korban.
Setelah ditegur, korban tak terima dan gelap mata, bahkan korban menampar AJ dan mengambil sebilah golok yang tergeletak di depan warung.
Golok sepanjang 10 sentimeter itu lalu disabetkan korban ke arah AJ.
Baca Juga : Bukan Gadget, Bocah Ini Justru Pilih Kambing Sebagai Hadiah Kelulusan
"Diingatkankan Aziz tapi korban tak terima, korban malah bilang ini bukan urusan kamu."
"Tak terima, Aziz juga membalas," ungkapnya.
"Korban itu malah mengambil golok lalu diayunkan ke arah Aziz. Tapi Aziz bisa menangkis," lanjutnya.
Baca Juga : Nasi Di Rice Cooker Cepat Basi, Bisa Jadi Penyebabkan Karena Cicak-cicak Ini!
AJ yang tak terima dengan perlakukan korban, langsung merebut golok dan berbalik menyabetkan golok tersebut ke arah korban.
"Kemudian korban jatuh tertelungkup, lalu teriak-teriak, saat itulah Aziz berkali-kali menyabet golok," katanya.
AS yang tengah menyaksikan itu, justru membantu AJ dengan menyumpal mulut korban yang tak berdaya hingga meregang nyawa.
"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.
Setelah dipastikan korban tak bernyawa, kedua pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat guru honorer tersebut.
Hingga akhirnya muncullah peristiwa penemuan mayat dalam koper tanpa kepala di Blitar.
(*)
Source | : | Kompas.com,Surya Malang |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar