Dilansir dari laman kompas.com, ada beberapa tahapan nih yang dilakukan lembaga survei buat melakukan quick count.
Jadi pertama tentukan dulu sampel TPS nya. Sampel ini harus diambil secara acak dan representatif dengan mewakili karakteristik populasi di Indonesia.
Semakin besar sampel yang diambil, semakin kecil kesalahannya.
Baca Juga : Janggal, Ratusan Mahasiswa Menangis Tak Bisa Nyoblos Gegara Cuma Bawa E-KTP
Dan satu hal yang harus kita ketahui adalah penentuan sampel harus dilakukan mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, dan juga TPS.
Kedua, lembaga survei juga mulai merekrut relawan yang tugasnya memantau TPS hingga rekapitulasi suara dan selanjutnya akan dikirimkan ke pusat data.
Relawan tentunya sebelumnya diberikan bekal pengetahuan soal quick count dan biasanya mereka yang dipilih adalah orang-orang yang berasal dari kelurahan terkait sehingga dia bisa lebih paham akan tantangan geografis dan sosial di wilayah TPS tersebut.
Baca Juga : Suasana Horor Selimuti TPS Lebak Bulus, Warga Nyoblos Bareng Pocong
Tahapan ketiga adalah melakukan simulasi. Jadi Poltracking akan melakukan simulasi quick count selama satu minggu sebelum pemilu berlangsung.
Source | : | Kompas.com,hai.grid.id |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar