Contoh saja Sirisena tak mau membagi informasi perihal kondisi terkini keadaan negara Sri Lanka kepada Ranil.
Berangkat dari sinilah Ranil menepis anggapan ia tak berbuat apa-apa perihal laporan intelijen mengenai rencana serangan teror karena Sirisena pelit dalam membagi informasi.
Hal inilah yang menyebabkan Ranil menunggu perkembangan lebih lanjut walau keputusannya itu berakibat fatal.
Pihak Sirisena pun tak tinggal diam saja mengetahui hal ini.
Mereka balas mengkritik Ranil yang dinilai sudah cukup laporan intelijen itu saja untuk membuat tindakan pencegahan karena dalam laporan sudah tercantum nama, tempat tinggal dan nomor telepon para pelaku serangan teror.
Saling tuding inilah dan mbuletnya proses pemerintahan Sri Lanka yang membuat gerakan radikal di sana tumbuh subur.
Akibatnya sudah jelas, rakyat Sri Lanka yang menjadi korban tak berdosa atas keegoisan para elit politiknya. (Seto Aji/Gridhot.ID)