Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Gegara Presiden dan Perdana Menterinya Saling Ejek, Laporan Intelijen Serangan Teror Bom Sri Lanka Hanya Dianggap Bualan

Seto Ajinugroho - Selasa, 23 April 2019 | 12:27
Keluarga korban pemboman di Sri Lanka nampak terpukul ketika mengebumikan sanak saudaranya.
The New York Times/ Adam Dean

Keluarga korban pemboman di Sri Lanka nampak terpukul ketika mengebumikan sanak saudaranya.

Presiden dan PM Sri Lanka, Maithripala Sirisena - Ranil Wickremesinghe
The Island/Chitra Weerarathne

Presiden dan PM Sri Lanka, Maithripala Sirisena - Ranil Wickremesinghe

Contoh saja Sirisena tak mau membagi informasi perihal kondisi terkini keadaan negara Sri Lanka kepada Ranil.

Berangkat dari sinilah Ranil menepis anggapan ia tak berbuat apa-apa perihal laporan intelijen mengenai rencana serangan teror karena Sirisena pelit dalam membagi informasi.

Hal inilah yang menyebabkan Ranil menunggu perkembangan lebih lanjut walau keputusannya itu berakibat fatal.

Pihak Sirisena pun tak tinggal diam saja mengetahui hal ini.

Mereka balas mengkritik Ranil yang dinilai sudah cukup laporan intelijen itu saja untuk membuat tindakan pencegahan karena dalam laporan sudah tercantum nama, tempat tinggal dan nomor telepon para pelaku serangan teror.

Saling tuding inilah dan mbuletnya proses pemerintahan Sri Lanka yang membuat gerakan radikal di sana tumbuh subur.

Akibatnya sudah jelas, rakyat Sri Lanka yang menjadi korban tak berdosa atas keegoisan para elit politiknya. (Seto Aji/Gridhot.ID)

Source :The New York Times

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x