Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Pasca teror ledakan bom yang terjadi di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka Minggu (21/4/0219), Kementerian Pertahanan Sri Lanka terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif di balik teror ini.
Berdasarkan hasil investivigasi awal, Menteri Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewerdene mengatakan pada parlemen bahwa serangan teror bom ini merupakan bentuk balas dendam.
Dilansir Gridhot.ID dari AFP Selasa (23/4/2019), Wijewardene mengatakan bahawa ledakan bom itu merupakan balas dendam terhadap serangan kepada umat muslim di Christchurch.
Baca Juga : Punya Wajah Mirip Prabowo, Seorang Bayi Bikin Heboh Warganet
"Penyelidikan awal menunjukkan ledakan bom di Sri Lanka merupakan balas dendam terhadap serangan kepada Muslim di Christchurch," kata Wijewardene.
Pada 15 Maret, jemaah di Masjid Al Noor dan Linwood Christchurch, Selandia Baru, yang sedang melaksanakan Sholat Jumat diserang oleh seorang ekstremis kulit putih bernama Branton Tarrant.
Selain itu bukti lain telah ditemukan dari seuah memo yang beredar di kalangan pejabat keamanan.
Baca Juga : Masa Lalunya Berbalut Kepedihan, Kini Zohri Diakui Sebagai Manusia Tercepat se-Asia Tenggara
Dilansir dari The Guardian, terdapat memo intelijen yang beredar di kalangan pejabat keamanan bahwa salah satu pelaku sempat mengisi akun media sosialnya dengan "konten ekstremis".
Pelaku memutuskan memperbarui konten media sosialnya setelah teror penembakan di Masjid Al Noor dan Linwood.