Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Tindakan kekerasan di kehidupan sehari-hari seolah tak ada habisnya.
Baru-baru ini, dunia pendidikan Tanah Air kembali dirundung malang.
Pasalnya, beredar video siswa di SDI Balongsari, Surabaya Jawa Timur yang diduga usai menendang kepala sekolahnya viral di sosial media.
Salah satu yang menyebarkan videotersebut adalah akun Instagram @Indozone.id.
Akun itu menuliskan judul 'Viral Video Seorang Siswa SD Usai Tendang Tangan Kepseknya Sampai Patah'.
Sementara, dikolom keterangan akun tersebut mengambil wawancaradari media online dengan pedagang di sekolah tersebut untuk melengkapi narasinya.
Baca Juga : Geger, Jasad Pria 42 Tahun Asal Bengkulu Kembali Bergerak Saat Dimandikan
Si pedagang menyebut siswa berseragam pramuka yang ada di video tersebut memang terkenal sebagai anak yang nakal.
Siswaitu tidak mematuhi perintah gurunya untuk mengenakan pakaian khusus saat perayaan Hari Kartini.
Sumber yang sama menyebut siswa ini ditegur oleh gurunya namun sang guru justru mengalami patah di bagian tangan akibat ditendang muridnya ini.
Sebelumnya, video yang viral tersebut juga diunggah di YouTube oleh sebuah akun pada Selasa (23/4/2019).
Videotersebutberdurasi lebih panjang dari yangberedardi Instagram, yakni 2 menit 44 detik.
Dalam video berdurasi 2 menit 44 detik itu tampak seorang siswa bentak guru saat pihak sekolah hendak memanggil orang tuanya.
Dilansir Gridhot.ID dari Tribun Jatim, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya, Ikhsan mengatakan video yang tengah viral itu memang benar terjadi di Surabaya.
Namun, antara kasus siswa tendang guru dan video siswa berseragam pramuka tersebut tidak berkaitan sama sekali, meskipun kejadian itu terjadi di sekolah yang sama.
"Di SD itu memang ada kejadian kecelakaan (penendangan) hingga guru mengalami patah tulang."
"Itu terjadi saat peringatan Hari Kartini di mana sekolah meminta anak-anak menggunakan pakaian adat."
"Nah ada anak yang menggunakan pakaian yang tidak sesuai dan ditegur, sehingga atribut yang dikenakan disita sekolah."
"Nah ada kesempatan guru itu mengelus kepala sang anak ini (dengan tujuan supaya dia tidak marah)."
Baca Juga : Komentari Kesaksian Tompi di Persidangannya, Ratna Sarumpaet: Benar Semua, Cuma Menurutku Nggak Penting
"Tapi anak ini merasa tidak nyaman sehingga dia berontok dan terjadi kecelakaan hingga guru jatuh dan patah tulang," ceritaIkhsan, Rabu (24/4/2019).
Iksan pun menyebut kasus kecelakaan yang menyebabkan tangan patah kepala sekolah itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
"Jadi kasus itu uda selesai. Nah sementara video yang ikut viral itu kasus lain lagi, jadi bukan pelaku penendangan yang tidak pakai baju adat."
Baca Juga : Tergoda Bujuk Rayu Sang Kekasih, Seorang Janda di Surabaya Diciduk Saat Pesta Sabu
"Ini ceritanya di sekolah yang sama, kasus lain, nah guru di sekolah ini rencana mau panggil orangtua murid tapi dia tidak bersedia dan marah," lanjutIkhsan.
Atas adanya kasus siswa tendangkepala sekolahini, Pemkot Surabaya pun angkat bicara.
Kabag Humas Pemkot Surabaya Mohammad Fikser mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di SD Negeri I Balongsari, Surabaya, pada 18 April saat peringatan Hari Kartini di sekolah.
Baca Juga : PDI Perjuangan Terang-terangan Tantang Kubu Prabowo untuk Pamerkan Soal Instrumen Penghitungan Suara
Secara umum Fikser menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat seorang siswa terlibat keributan dengan gurunya di sekolah.
Dalam keributan itu, kakinya tidak sengaja menendang tubuh kepala sekolah, Gunawati Suwito, hingga terjatuh.
Akibat kejadian itu, guru yang menjabat sebagai kepala sekolah, Gunawati Suwito (58) harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca Juga : Tergoda Bujuk Rayu Sang Kekasih, Seorang Janda di Surabaya Diciduk Saat Pesta Sabu
"Saat terjatuh, tangan perempuan kepala sekolah itu menahan tubuh hingga patah," katanya, Rabu (24/4/2019) malam dikutip Gridhot.ID dari Kompas.
Keributan tersebut dipicu oleh siswa yang bersangkutan tidak mengenakan atribut Hari Kartini seperti yang diinstruksikan sekolah.
Siswa itu justru mengenakan atribut ala anak jalanan dengan celana sobek lengkap dengan atribut rantai.
Baca Juga : Indonesia Disebut Sebagai Negara Terumit di Dunia dalam Melaksanakan Pemilu 2019
Tak sendiri, siswa itu juga mengajak salah satu adik kelasnya untuk mengenakan atribut yang sama.
Namun, atribut yang dikenakan adik kelasnya itu disita pihak sekolah.
"Karena atribut adik kelas disita, siswa tersebut marah-marah dan diamankan oleh para guru. Saat kepala sekolah mendekat, terkena tendangan kaki siswanya," jelas Fikser.
Menurut Fikser, siswa yang dimaksud kini sedang ditangani Dinas Pendidikan Kota Surabaya untuk mendapatkan pembinaan secara intensif.
"Pemkot Surabaya melalui dinas pendidikan sudah menurunkan tim untuk melakukan pembinaan terhadap siswa tersebut," katanya.
(*)