Keluarga Sriah terpaksa merantai perempuan penderita gangguan jiwa ini karena khawatir mengamuk dan membahayakan anggota keluarga dan tetangganya.
Menurut Mbok Suparmi (65), ibunda Sriah, pihak keluarga terpaksa merantai kedua tangan dan kakinya supaya tidak mengamuk.
Sriah sebenarnya termasuk penderita jiwa yang telah masuk data base Dinas Kesehatan.
SehinggaSriah mendapatkan bantuan obat-obatan penenang yang diberikan petugas Puskesmas.
Baca Juga : Kalahkan Donald Trump dan Vladimir Putin, Jokowi Raih Predikat Pemimpin Paling Populer di Dunia
Kendati demikian, menurut pengakuan ibunya, obat penenang yang diberikan pihak Puskesmas tidak pernah dikonsumsi oleh Sriah.
"Obatnya diberikan, tapi tidak mau meminumnya," jelasnya.
Meski obat pemberian puskesmas telah diselipkan di makanan yang diberikan, hanya saja setelah tahu ada pil, Sriah lantas membuangnya.
Pemberian rantai sendiri dilakukan keluarganya sejak tiga tahun terakhir.
Baca Juga : Gara-gara Jokowi-Maruf Amin Kalah Telak di Sumatera Barat, Seruan Boikot Nasi Padang Muncul di Media Sosial