Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Darshan Singh, Algojo yang Telah Mencabut Nyawa 850 Orang Tervonis Mati

None - Jumat, 26 April 2019 | 20:47
ilustrasi
Tribun Manado

ilustrasi

Gridhot.ID - Menjadi seorang algojo adalah profesi paling nyata beratnya di dunia.

Bayangkan saja, mereka harus membunuh orang yang sudah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan.

Tak pelak banyak yang tak mau menjadi seorang algojo karena tekanan batin yang dialami.

Darshan Singh barangkali layak dijuluki "pangeran samber nyawa". Data berbicara, sejak 1959 - 2005, lebih dari 850 orang meregang nyawa di tangannya.

Dalam rentang waktu itu pula, Singh hidup dalam "kegelapan", sebelum akhirnya pada tahun 2005 memutuskan hijrah ke dunia nyata yang "terang benderang".

Baca Juga : Agar Tak Malu Saat Bertemu Putin, Pengawal Kim Jong-un Sampai Rela Lakukan Hal Sepele Ini

Gelap dan terang memang bukan harga mati dalam kehidupan. Keduanya datang silih berganti.

Sebelum akhir tahun 2005, Darshan Singh sama sekali tak dikenal orang. Para tetangga lelaki keturunan India itu hanya tahu, Singh bekerja sebagai sipir di penjara Changi, Singapura.

Tapi apa jabatan - atau persisnya tugas - Singh di balik tebalnya tembok dan ketatnya penjagaan penjara Changi? Semuanya serba gelap.

Teman-teman dekatnya bahkan menyebut, lelaki yang kini berusia 75 tahun itu mirip agen dinas rahasia.

Identitasnya tak boleh diumbar sembarangan, kecuali atas izin pemerintah Singapura. Jenis pekerjaan Singh, berdasarkan Official Secrets Act. memang wajib untuk tidak dibicarakan kepada siapa pun. Termasuk kepada anak dan istri.

Alhasil, "Istri pertama saya minggat beberapa tahun lalu, tak lama setelah dia tahu pekerjaan saya yang sebenarnya," bilang Singh tegar.

Source : intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x