Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Grdihot.ID - Ratyat Indonesia baru saja selesai mengikuti pesta demokrasi rakyat Pemilu 2019 pada 17 April 2019 lalu.
Meskipun sudah selesai, kisah-kisah yang masih bersangkut paut erat dengan suasana Pemilu 2019 masih cukup terasa sampai saat ini.
Di sela-sela berlangsungnya perhitungan suara yang dilakukan oleh pihak KPU dan Bawaslu, beberapa calon legislatif sudah menyatakan diri dengan yakin bahwa akan dipastikan lolos menjadi anggota Dewan.
Baca Juga : Minta Hitung Ulang Suara, Ahmad Dhani Surati KPU dan Bawaslu: Hitung dalam 7x24 Jam Insyallah Selesai
Sebuah kisah lolosnya calon legislatif yang berlatar belakang dari orang biasa pun mewarnai suasana Pemilu 2019.
Seperti yang diketahui, pada pemilu 2019 ini tidak hanya menjadi panggung bagi para politisi saja.
Melainkan banyak calon legislatif (caleg) dari berbagai kalangan yang turut mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.
Salah satunya adalah Antonius Yoga P, pria berumur 41 tahun ini merupakan satu dari sekian calon anggota legislatif (caleg) yang dipastikan lolos menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta, Jawa Tengah periode 2019-2024.
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com (3/5/2019), Anton maju sebagai caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dari daerah pemilihan (dapil) 5 Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil hitung cepat, Anton saat ini memperoleh sekitar 3.500 suara.
Sedangkan ia percaya hasil perolehan suara itu dipastikan terus meningkat hingga keputusan resmi KPU.
Baca Juga : Niatnya Ingin Cium Gajah Seperti di Adegan Film, Nasib Seorang Pemuda Malah Berakhir Tragis
Sebagai pendatang baru, dalam bersaing di dunia politik Anton harus bekerja ekstra keras untuk memperkenalkan dirinya dan PSI ke masyarakat di dapilnya.
Ia harus bersaing dengan caleg caleg lama yang justru sudah memiliki basis pendukung.
Strategi kampanye yang dilakukan Anton untuk menggaet pendukung di dapilnya cukup unik.
Baca Juga : Usai Retas Situs Nasa, Putra Aji dengan Mudahnya Bobol Situs Resmi KPU: Website KPU Masih Kurang Aman
Strategi yang dilakukannya itu adalah dengan mengenalkan cara menanam tanaman hidroponik kepada masyarakat.
Setiap berkeliling kampanye, Anton selalu memberikan workshop tentang bagaimana cara menanam tanaman hidroponik kepada masyarakat.
Di tengah workshop itulah Anton tak lupa mengenalkan dirinya sebagai caleg.
Maklum, Anton bukan berasal dari keluarga berada, sehingga dirinya tidak mampu mengeluarkan dana besar untuk menarik simpatik masyarakat.
Baca Juga : Usai Indehoi dengan PSK, Kepala BUMN PT Pelni Tewas Secara Misterius
Keahliannya dari menanam sistem hidroponik tersebut, justru dapat menarik simpati masyarakat dan meloloskannya ke kursi dewan.
"Saya ingin cara yang berbeda. Saya tidak mungkin mengumpulkan orang, organ tunggal, makan-makan, pulang terus dikasih uang. PSI bukan seperti itu," kata Anton kepada Kompas.com, Rabu (1/5/2019).
Untuk memulai workshopnya, tentu Anton membutuhkan dana yang tak sedikit.
Sadar ia berasal dari keluarga yang kurang berada, ia pun mempunyai inisiatif untuk mencari dana menggelar workshop dan berkampanye.
Suami dari Herlina Diah Wahyuni (40) tersebut terpaksa harus rela menggadaikan motor trail kesayangannya sebesar Rp 5 juta sebagai tambahan modal dalam berkampanye.
Hasil gadainya bukan untuk membagi-bagikan uang pada rakyat, melainkan untuk membuat stiker dan kartu nama sebagai alat pendukung kampanyenya.
Selain itu, Anton juga memanfaatkan jaringan komunitas miliknya, yaitu komunitas encinta alam 'Sedulur Gunung', olahraga, komunitas motor trail, alumni dan lainnya untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat.
Baca Juga : Jokowi Bakal Pindahkan Ibu Kota Indonesia ke Luar Jawa, Siap Siap Bedhol Pemerintahan
"Semua bergerak, perang 'udara' melalui WhatsApp untuk mengajak memilih saya," ungkapnya.
Ia pun memiliki misi untuk membawa perubahan di kota Solo setelah dirinya dinyatakan lolos menjadi wakil rakyat.
Bersama para caleg yang lolos, ia akan mengembangkan tempat-tempat diskusi dan ruang publik di Solo.
Baca Juga : Ibunya Meninggal Karena Jadi Petugas KPPS Pemilu 2019, Bocah SMP Ini Sekarang Jadi Yatim Piatu
"Solo itu harus asyik. Kita kemarin sepakat ruang-ruang publik, tempat-tempat ngopi ini harus diperbanyak dengan diskusi. Tujuannya untuk menyerap aspirasi," kata pria yang bekerja sudah 13 tahun menjadi seorang satpam.
Ia pun juga menyatakan bahwa gaji tiap bulannya nantinya tidak akan diambil semua, melainkan digunakan untuk membantu masyarakat.
"Saya bukan orang yang terbiasa hidup mewah. Jadi, gaji saya sebagian akan kita perbantukan untuk masyarakat," terang Anton.
Sebagai nazar ia terpilih menjadi wakil rakyat, Anton akan melakukan pendakian Gunug Lawu via Candi Cetha bersama komunitas 'Sedulur Gunung'.(*)