Mirisnya, rumah satu-satunya Supali dijual oleh anak tirinya usai sang istri meninggal sehingga ia menggelandang.
Merasa iba, warga secara gotong royong membuatkan gubuk kecil untuk Supali tinggal.
Baca Juga : Meski Sudah Bangkotan, Raja Thailand Masih Doyan Kawin dengan Menikah untuk Keempat Kalinya
Tidak ada perabotan rumah disana, yang ada hanya sebuah tungku pembakaran dari batu di teras gubuk.
Untuk makan, Supali hanya berharap pada tetangga saja.
"Makan ya nunggu ada yang memberi, berharap pada tetangga saja saya. Kadang nggak makan," katanya.
Kini Supali hanya bisa pasrah saja akan keberlangsungan hidupnya.
"Saya hanya bisa pasrah, karena hidup ini punya Yang Kuasa. Kapan pun diambil saya ikhlas," ucapnya sendu.
Kalau sampai gubuknya roboh, Supali tak tahu mau tinggal di mana lagi.
"Tidak tahu mau ke mana lagi kalau rumah ini sampai roboh," tambahnya.
Tetangga Supali, Layak Miran (60) mengaku jika dulunya Supali memiliki beberapa istri.
Namun setelah salah satu istrinya meninggal, Supali sempat dibawa oleh salah satu anaknya ke Pulau Sumatera.