Ilmuwan iklim NASA Chris Colose mengatakan, "Untuk memiliki dampak iklim yang signifikan, perlu ada letusan yang cukup eksplosif (untuk mendapatkan bahan di stratosfer) dan letusan kaya sulfur (SO2 atau sulfur dikonversi menjadi sulfat aerosol, yang merupakan hal yang penting secara radiologis) ).
“Jika kondisi ini dipenuhi, letusan yang bisa mendinginkan permukaan / troposfer dan menghangatkan stratosfer, kebalikan dari kedua pola yang terkait dengan peningkatan CO2.
Namun keduanya berumur pendek (hanya bertahan dalam hitungan tahun)."
Letusan Gunung Agung pada tahun 1963, dikenal biasa saja dalam hal volume abu vulkanik yang dimuntahkan.
Namun letusan Gunung Agung kala itu, disebut Chris Colose sebagai erupsi yang unik dalam hal muntahan sulfur.
Chris berkata, "Erupsi gunung berapi yang bisa merubah iklim adalah erupsi yang memuntahkan banyak SO2 (Sulfur) ke statosfer.
Partikel-partikel SO2 memiliki ukuran yang sebanding dengan panjang gelombang yang terlihat dan sangat tersebar ke sinar matahari yang masuk, mendinginkan planet ini
Jika rilis SO2 serupa terjadi, bisa mendinginkan planet selama 1-2 tahun, dan kemudian terjadi pemulihan."
Sehingga dengan kata lain, semakin banyak sulfur yang dimuntahkan, makan semakin besar kemungkinan perubahan iklim dunia.(*)
Source | : | Antara,kompas,express |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar