Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Tambang emas PT Freeport Indonesia yang ada di timur Indonesia memang menyimpan banyak keunikan.
Salah satunya yaitu, Masjid Baabul Munawwar yang diresmikan PT Freeport Indonesia pada Juni 2016.
Pasalnya, masjid yang berlokasidi Tembagapura, Timika, Papua itu terbilang unik karena memiliki kedalaman 1.700 meter dari permukaan bumi.
Masjidyang terletak di dalam perut bumi Timika itu, dibangun untuk mempermudah para karyawan muslim untuk beribadah.
Pendirian Masjid Baabul Munawwar telah memperkuat kehidupan beragaman karyawan yang bekerja di tambang bawah tanah milik PT Freeport Indonesia.
VP Coorporate Communication PT Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan masjid ini telah memberikan kenyamanan bagi karyawan menjalankan ibadah sehari-hari.
Baca Juga: Pembunuh Bayaran yang Sasar 4 Tokoh Negara Sudah Rencanakan Aksinya Sejak 2018
"Dengan jumlah karyawan yang begitu besar, tentu saja kenyamanan mereka dalam menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan merupakan prioritas kami," kata Riza seperti dikutip Gridhot.ID dari Antara, Rabu (29/5/2019) .
PeranMasjid Baabul Munawwar pun semakin besarsaatbulan Ramadan karenaterdapat berbagai kegiatan yang mendukung karyawan untuk menjalankan ibadah puasa lebih maksimal.
Melansir dari Kontan, masjid yang berarti "pintu tempat cahaya" itu digunakan untuk berbuka puasa bersama dan mendirikan salat Tarawih bagi karyawan muslim.
"Adapun untuk kegiatan selama bulan Ramadan, kita usahakan setiap hari Jumat itu paling tidak seminggu sekali kami adakan buka bersama di Masjid Baabul Munawwar," ujar Budi Sutrisna, karyawan PT Freeport Indonesia yang juga menjadi pengurus Masjid.
Dalam keseharian, Budi bertugas sebagai general foreman di Deep Mill Level Zone (DMLZ) atau tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia.
Karyawan yang aktif mengikuti kegiatan di Masjid Baabul Munawwar kebanyakan berasal dari bagian operasional tambang bawah tanah seperti bagian mekanik, konstruksi, operator, elektrik, instrument dan lainnya.
Baca Juga: Abinya Telah Berpulang, Putra Sulung Ustaz Arifin Ilham Jadi Wali Bagi 3 Istri dan 9 Anak Ayahnya
Budi mengatakan jika saat berbuka puasa, biasanya mereka menghentikan pekerjaan sejenak untuk membatalkan puasa sekaligus menunaikan ibadah salat Magrib.
Setelah itu, mereka kembali ke posnya masing-masing dan kemudian berkumpul kembali di masjiduntuk menunaikan salat Isya serta Tarawih.
"Di sela waktu antara magrib dan isya, para karyawan biasanya mengikuti safety meeting di bagiannya masing-masing."
Baca Juga: Liput Aksi Kerusuhan 22 Mei, Jurnalis Asing Kaget Ditawari Sepatu Seharga Rp 100 Ribu
"Meeting ini dilakukan untuk mengingatkan para pekerja terkait keselamatan kerja, karena bagaimanapun juga keselamatan kerja merupakan prioritas utama."
"Jadi, setelah mereka selesai pembagian tugas, sekitar kurang lebih setengah jam, mereka kembali ke masjid untuk melaksanakan shalat isya secara berjamaah dan dilanjutkan tarawih."
"Setelah itu mereka kembali ke pekerjaannya masing-masing, melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya," jelas Budi.
Sementara khusus di hari Jumat, karyawan muslim akan mendapatkan menu berbuka yang berbeda dari biasanya.
Selain itu, pihak pengurus masjid juga mendatangkan Ustadz khusus dari Yayasan Masyarakat Muslim (YMM) untuk memberi tausiah.
"Kami mengundang Ustadz dari Yayasan Masyarakat Muslim (YMM) untuk jadi imam sekaligus penceramah di kultum (kuliah tujuh menit)."
Baca Juga: Puluhan Tahun Berlalu, Terungkap Misteri Penyebab Kematian Mantan Ibu Negara, Tien Soeharto
"Di samping itu, kita juga mengagendakan berbagai kegiatan lainnya yang bisa mengeratkan silaturahmi di antara para Jemaah."
"Alhamdulillah, mereka cukup gembira, cukup ramai, dan akan menyambut positif dari kegiatan ini," lanjut Budi.
Hal yang unik lain mengenai MasjidBaabul Munawwar adalah letaknya yang bersebelahan dengan fasilitas ibadah bagi karyawan beragama Kristiani yaitu Gereja Oikumene Soteria.
Baca Juga: Hasil Investigasi Wanita Bercadar yang Diduga Bawa Bom ke Barikade Polisi Saat Aksi 22 Mei
Dua tempat ibadah tersebut sengaja berdampingan sebagai wujud toleransi antar agama walaupun berada jauh di perut bumi.
Bahkan pada 2017, MasjidBaabul Munawwar danGereja Oikumene Soteria mendapat rekor MURI sebagai masjid dan gereja terdalam di dunia.
(*)