Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Sebuah warung pecel lele di Slawi viral karena telah mematok harga yang diluar nalar.
Ternyata harga yang tak lazim ini membuat sebagian pelanggan tak terima dan membuat klarifikasi.
Warung tersebut tak mencantumkan daftar harga, setelah pelanggannya membayar ternyata total tagihan makannya mengejutkan.
Baca Juga: Patung Diktator Komunis di China Roboh Tertiup Angin Kencang, Pejabat Setempat yang Diganjar Hukuman
Warung Lesehan Seafood yang berlokasi di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah itu mendadak viral usai seorang pengunjung merekamnya.
Pengunjung merasa kaget saat ia harus membayar Rp 220 ribu untuk satu porsi nasi, cak kangkung, dan cumi.
"Masa nasi, cak kangkung dan cumi Rp 220 ribu? Cuminya, cumi apa? Cumi emang berapa sih sekilonya?"
Baca Juga: Heboh Tiket Pesawat Domestik Rute Bandung-Medan Tembus Harga Rp 21 Juta, Kemenhub Angkat Bicara
"Rp 175 ribu sekilo," terang penjual.
"Tapi kan itu yang saya makan enggak ada sekilo. Yaudah saya minta notanya," terangnya.
Sementara pembeli lain, harus membayar Rp 700 ribu untuk 1 porsi Kepiting, 1 porsi cumi, 1 porsi udang, 1 porsi nasi dan 2 es teh.
Setelah video tersebut viral, lantas pengunjung lainnya pun tak mau ketinggalan untuk mengunggah nota nya.
Baca Juga: Nasib Pemudik Kereta Api Anjlok, Terlantar Hingga Rela Tidur di Lorong Gerbong
Empat nota makan yang diunggah oleh akun Instagram @nenk_update diduga adalah nota dari warung lesehan tersebut.
Tribunjateng.com pun menelusuri lebih jauh dan menemui langsung sang pemilik warung bernama Anny (42), warga asal Malang, Jawa Timur.
Dia mengaku hanya bisa berpasrah diri menerima berbagai hujatan karena dianggap 'menembak harga' di momen-momen tertentu, seperti musim mudik Lebaran saat ini.
"Ya, saya mah pasrah. Saya sudah 10 tahun jualan di sini. Pada 2-3 tahun lalu sempat viral kayak gini juga, tapi saya tetap menjaga harga tersebut karena ada rupa ada harga," cetus Anny didampingi sang suami Sopikhin kepada Tribunjateng.com.
Dia membenarkan bahwa masakan dan dagangan yang dijualnya tidak murah, terlebih masakan seafood.
Sebab, Anny mengklaim bahan-bahan yang dibelinya tidak sembarangan alias berkualitas super.
"Ada rupa, ada harga. Kami dapat kepiting dari pasar saja harganya bisa Rp 175 ribu hingga Rp 225 ribu per kilogram. Kami pakai jenis kepiting telur dan udang windu yang terkenal besar-besar. Semua fresh, barang-barang dari laut," ucap Anny menggerutu.
Baca Juga: Kuasa Hukum Kivlan Zen Sebut Salah Satu Dalang Kerusuhan 22 Mei Justru Sopir Kliennya
Kemudian Anny juga biasa membeli jenis udang windu besar di pasaran seharga Rp 150 ribu per kilogram.
Dia memperoleh barang-barang itu di Pasar Cinde, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
"Kalau dari pasarnya saja mahal, ya jelas kami juga akan jual mahal. Ini aneh saja, saya sudah bertahun-tahun jual di sini. Tapi malah baru viral bahkan dihujat baru-baru ini," Anny menyayangkan.
Disinggung postingan viral yang diunggah pada Selasa (28/5/2019), dia sangat menyayangkan sikap pembeli.
Dia bercerita, pembeli tersebut membeli beraneka ragam seafood seperti udang, cumi, dan kepiting untuk porsi dua orang.
Kala itu, suami Anny menghidangkan masakan udang windu, kepiting telur, dan cumi yang dilihatnya besar-besar untuk porsi dua orang.
Usai menyantap dan hendak beranjak, Anny menghitung total harga yang harus dibayar pembeli yakni sebesar Rp 700 ribu.
"Kepiting yang kami hidangkan itu beratnya sampai 2 kilogram sehingga harganya menyesuaikan bobot barang. Namun, pembeli tak punya uang sebanyak itu. Akhirnya kami potong untuk membayar Rp 300 ribu saja," cerita Anny.
Singkat cerita, pengalaman pembeli tersebut lalu diposting ke Facebook hingga akhirnya viral di sosial media.
"Padahal sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih. Semisal pembeli itu membayar total Rp 700 ribu, baru saya ikhlas dikeluhkan di sosial media. Masalahnya, dia sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu," sebut Anny kian kesal.
Dari viralnya warung ini, dia mengaku sempat didatangi dan dimintai keterangan oleh dinas terkait.
Kata Anny, dinas terkait datang atas instruksi Bupati Tegal yang ingin lebih lanjut mengetahui ihwal viralnya kejadian ini.
"Satpol PP tadi siang datang. Namun, kami tetap tegaskan 'ada rupa, ada harga'. Dari dahulu, kami memang menjual dengan harga segini. Kami tidak main tembak harga seperti yang disangkakan orang lain," tegasnya. (*)