Gridhot.ID - Warung Lesehan Lamongan Indah Bu Anny yang viral di media sosial karena mengenakan bayaran Rp 700 ribu kepada pembelinya.
Hal itu pertama kali diketahui dari postingan akun facebook @Tijee Uyee Slalu dan akun instagram @makassar_iinfo.
Namun kini beredar kabar lagi jika warung lesehan Bu Anny sudah ditutup oleh Satpol PP Kabupaten Tegal pada Kamis kemarin.
Mengutip Kompas.com, Sabtu (1/6/2019) ada netizen yang menulis jika Warung lesehan Bu Anny tutup usai didatangi petugas Satpol PP sehari sebelumnya sehingga tidak berjualan pada Kamis malam, dan diunggah di @makassar_iinfo.
Meski demikian ketika Kasi Penyelidikan Dan Penyidikan Satpol PP Kabupaten Tegal Tavip Mulyartomi membantah akan hal itu.
Ia mengatakan tidak benar pihaknya menutup warung milik Bu Anny.
Tavip Mulyartomi menyampaikan bantahan itu saat sejumlah pemangku kepentingan mengikut rapat perihal penerbitan edaran wajib pencantuman harga bagi para PKL di ruangan Kepala Dinas Dagkop UKM Kabupaten Tegal.
Peserta rapat meliputi pejabat Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dagkop UKM), Satpol PP, dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Ia menjelaskan memang kedatangan personelnya ke warung Bu Anny benar adanya.
Namun petugas hanya mengecek saja kebenaran keluhan pembeli yang viral itu.
Bersama pemilik warung para petugas lantas berdialog.
"Tidak ada penutupan dari Satpol PP atau Pemkab Tegal. Warung itu tutup karena memang libur saja. Kami ke sana hanya melakukan investigasi dan memastikan kebenaran soal harga yang melejit di warung itu," kata dia.
"Ternyata benar, warung di sana memang mahal harganya. "Keluhan Rp 700.000 memang benar adanya," tambah Tavip Mulyartomi.
Sedangkan pemilik warung, Bu Anny (42) berkata memang harga makanan di warung miliknya memang demikian.
Bu Anny juga mengakui bahwa keluhan netizen itu pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2017.
Dia pun hanya bisa berpasrah diri menerima berbagai hujatan karena dianggap 'menembak harga' di momen-momen tertentu, seperti musim mudik Lebaran saat ini.
Warga asal Malang kukuh berkeyakinan "ada rupa ada harga, ada harga ada rupa".
"Ya, saya mah pasrah. Saya sudah 10 tahun jualan di sini. Pada 2-3 tahun lalu sempat viral kayak gini juga, tapi saya tetap menjaga harga tersebut karena ada rupa ada harga," kata Bu Anny yang didampingi sang suami, Sopikhin.
Bu Anny mengklaim bahan-bahan yang dibelinya tidak sembarangan alias berkualitas super. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jateng,@makassar_iinfo |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar