Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Pemilu 2019 sudah berlalu, tetapi geliat para tokoh politik takkunjung surut.
Isu Partai Demokrat akan meninggalkan koalisi Prabowo Subianto-Sandiga Uno santer terdengar.
Sinyal Partai Demokrat merapat ke koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin pun semakin menguat.
Menurut pengamat politik, Leo Agustino hal ini terlihat dari pertemuan keluargaSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Pertemuan tersebut berlangsung pada hari lebaran pertama, Rabu (5/6/2019).
SBY diwakili kedua putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
"Dalam konteks politik, ini pertanda atau "kode keras" semakin kuatnya sinyal peralihan dukungan Partai Demokrat (PD) ke koalisi Petahana," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Minggu (9/6/2019).
Leo Agustino mengatakan peralihan dukungan terlihat dari rekonsiliasi hubungan SBY dengan Megawati, di balik kunjungan silaturahmi AHY dan Ibas.
"Bentuk rekonsiliasi, terutama antara SBY dan Megawati, di mana hubungan personal keduanya pernah renggang dan bahkan konfliktual," jelas Leo Agustino.
Baca Juga: Tak Kalah dengan Jokowi dan Jan Ethes, Jusuf Kalla Juga Momong Cucu di Sela Liburannya
Sementara pasca kedatangan Megawati di TMP Kalibata saat pemakaman Ani Yudhoyono, tampak keduanya sudah mulai melupakan masalah terdahulu.
"Dan hubungan tersebut semakin dipererat dengan kedatangan AHY dan Ibas untuk bersilaturahmi ke Presiden ke-5 Republik Indonesia," tegasnya.
"Walaupun sebenarnya tanda-tanda peralihan dukungan PD ke pemerintah sudah kentara sejak masa kampanye dulu."
"Dimana instruksi DPP PD untuk mendukung presiden sesuai hati nurani mereka, bukan menginstruksikan mendukung pasangan Prabowo-Sandi," jelasnya.
Di sisi lain, Leo Agustino menyebut ketidakelokan ucapan Prabowo Subianto manakala bertakziah ke Cikeas makin memperkuat keteguhan hati SBY untuk hengkang dari koalisi Adil dan Makmur.
Sebelumnya, seperti yang sudah diwartakan Gridhot.ID, saat Prabowo Subiantomengaku mendapat informasi soal pilihan Ani Yudhoyonoketika Pilpres 2014 dan 2019.
Sementara, SBY keberatan atas statement yang disampaikan Prabowo Subianto soal sikap politik Ani Yudhoyono.
"Satu saja teman-teman, statement pak Prabowo yang kaitannya dengan politik tentang ibu Ani, please tidak disampaikan," kata SBY.
Lantaran suasana masih dirundung duka,SBY menilai pernyataan Prabowo Subianto soal pilihan politik Ani Yudhoyono sangat tidak elok.
Baca Juga: Disebut Tertangkap Kamera Gandeng 2 Wanita ke Hotel Alexis, Andi Arief Angkat Bicara
"Ini hari yang penuh ujian bagi saya, ibu Ani jangan dikaitkan dengan politik,pleasesaya mohonstatementpak Prabowo milih apa-milih apa itu tidak elok untuk disampaikan,"kata SBY.
Belum lagi jika melihat cuitan Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief di Twitter.
Pasalnya Andi Arief menyebut partai Demokrat kini berhak menentukan arah politiknya.
Baca Juga: Tak Selenggarakan Open House Saat Lebaran, SBY: Saya Belum Siap Tidak Ada Ibu Ani
Hal itu menyusul kekalahan pasangan calon yang didukung pada gelaran Pilpres 2019, yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Pileg dan Pilpres sudah selesai, KPU sudah menyatakan 01 menang, kini tinggal menunggu putusan MK.
Partai Demokrat bukan anak buah koalisi, karena bukan fusi.
Baca Juga: Ada Ainun Besari di Setiap Sudut Rumah Mewah Habibie, Meski Mendiang Sang Istri Telah 9 Tahun Pergi
Sehingga apa yang menjadi arah politik Partai Demokrat sepenuhnya hak kami. Demikian," tulis Andi seperti dikutip Gridhot.ID, Kamis (6/6/2019).
(*)