Pada suatu waktu di sebuah perjalanan syuqduf (rumah-rumahan di punggung unta) Syekh Nawawi pernah mengarang kitab dengan menggunakan telunjuknya sebagai lampu.
Hal tersebut terjadi lantaran tak ada cahaya dalam syuqduf yang ia tumpangi, sementara aspirasi untuk menulis kitab tengah kencang mengisi kepalanya.
Syekh Nawawi kemudian berdoa kepada Allah agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu dan menerangi jari kanan yang akan digunakannya untuk menulis.
Kitab itu kemudian lahir dengan nama Maraqi al-Ubudiyyah syarah Matan Bidayah al-Hidayah.
Baca Juga: Tak Kalah dengan Jokowi dan Jan Ethes, Jusuf Kalla Juga Momong Cucu di Sela Liburannya
Namun, jari telunjuk kiri Syekh Nawawi kemudian cacat karena cahaya yang diberikan Allah membawa bekas yang tidak hilang.
2. Melihat Kabah dari Tempat Lain yang Jauh
Karomah lain Syekh Nawawi juga diperlihatkannya di saat ia mengunjungi Masjid Pekojan, Jakarta.
Masjid yang dibangun oleh Sayyid Utsman bin 'Agil bin Yahya al-'Alawi (mufti Betawi keturunan Rasulullah S.A.W) ternyata memiliki kiblat yang salah.
Baca Juga: Demi Hidupi 3 Anaknya, Veronica Tan Tetap Jualan Daging Saat Lebaran