Dari jumlah itu, 40 persen atau sekitar 8 juta di antaranya akan dibebankan ke Bali.
Sementara untuk wisatawan domestik, Bali diperkirakan oleh WayanKoster akan mencapai angka 9 hingga 10 juta orang.
Baca Juga: Permohonannya Dicuekin Pemerintah, Pria 45 Tahun Ini Putuskan Bangun Sendiri Jalan Desanya
"Luar biasa orang yang datang ke Bali ini," ujar Wayan Koster
Meski Bali sebagai pariwisata dunia, Wayan Koster sangatlah menyayangkan potensi ini tak dirasakan manfaatnya oleh petani-petani di Bali.
Hal itu bisa dilihat dari setiap musim panen di Bali harga-harga produk pertanian selalu anjlok.
Baca Juga: Nikahi Kakek Usia 50 Tahun, Ekspresi Wajah Gadis SMP Ini Jadi Sorotan
Petani pun hanya bisa pasrah terhadap kondisi ini sehingga produk pertaniannya banyak yang membusuk.
"Tapi apa yang terjadi pada saat musim jeruk di Kintamani, jeruknya bonyok ngga laku. Musim salak di Karangsem, bonyok juga ngga laku. Musim manggis di Tabanan, bonyok juga sampai ngga berani metik karena ongkos petiknya lebih mahal daripada harga jualnya,"terang Wayan Koster.
Ia menilai hal ini terjadi lantaran tidak padunya antara produk-produk yang dihasilkan oleh petani terhadap konsumen.
Padahal konsumen wisatawan, baik dari mancanegara maupun domestik selalu memenuhi Bali setiap tahunnya.