Ia menjadisatu dari sekitar 6.500 perempuan Yazidi yang diperlakukan sebagai budak seks oleh ISIS.
Selain diperjual-belikan di pasar, perempuan Yazidi dilelang melalui layanan pesan WhatsApp dan Telegram.
Entah bagaimana, setelah tiga bulan menjadi budak seks, dipukuli dan disiksa, Nadia Murad dapat melarikan diri.
Baca Juga: Shamima Begum Akui Bergabung ISIS Setelah Lihat Video Pemenggalan Sandera
Ia kemudian bergabung dengan pengungsi etnis Yazidi yang ada di sana.
Setelah itu, Nadia Murad mendapat bantuan dari sebuah organisasi dan tinggal di Jerman, berkumpul dengan saudarinya yang sempat terpisah.
Sejak tinggal di Jerman, Nadia Muradmendedikasikan dirinya sebagai aktivis anti kekerasan terhadap perempuan bernama "Perjuangan Rakyat Kami".
Dikutip Gridhot.ID dari BBC Indonesia, Selasa (11/12/2018), Nadia Muraddipuji karena secara terbuka berani membeberkan dan membagikan pengalaman menjadi budak seks ISIS.
Nadia Murad pun resmi menerimaPenghargaan Nobel Perdamaian dalam satu upacara di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2018.