Dikutip Gridhot.ID dari BBC Indonesia, Selasa (11/12/2018), Nadia Murad dipuji karena secara terbuka berani membeberkan dan membagikan pengalaman menjadi budak seks ISIS.
Nadia Murad pun resmi menerima Penghargaan Nobel Perdamaian dalam satu upacara di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2018.
Saat menerima, Nadia Murad mengatakan lebih dari 6.500 perempuan dari komunitas Yazidi diculik, diperkosa, dan diperjualkan.
"Ini terjadi di abad ke-21, di era globalisasi dan hak asasi manusia," kata Nadia Murad.
Sementara nasib sekitar 3.000 perempuan dan remaja putri dari Yazidi yang ditangkap ISIS hingga kini tak diketahui.
"Para remaja yang masih belia dijual, dibeli, disekap, dan diperkosa setiap hari. Tak bisa dipahami, bagaimana pemimpin dari 195 negara tidak tergerak untuk membebaskan gadis-gadis ini," kata Nadia Murad.
(*)
Source | : | dw.com,BBC Indonesia |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar