Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah
GridHot.ID - Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade menegaskan, partainya hingga saat ini tidak memikirkan ajakan kubu Jokowi-Amin untuk masuk ke pemerintahan.
Pihaknya masih optimis bahwa Prabowo-Sandiaga akan menang dalam sidang di Mahkamah Konstitusi (MK).
DikutipGridHot.ID dari Kompas.com, Gerindra yang justru akan mengajak kubu Jokowi-Amin untuk berkoalisi.
Baca Juga: Prabowo Percayakan Semuanya Kepada MK, Jubir : Tak Perlu Berkumpul
"Wajar jika Partai Gerindra menjadi prioritas diajak karena kami partai pemenang kedua dan jumlah kursi kami signifikan, Gerindra juga solid," kata Andre di media Prabowo-Sandi di Jakarta, Selasa (25/6/2019).
"Tapi kami belum memikirkan soal itu, di pikiran kami masih Pak Prabowo akan menang dan kami yang akan mengajak mereka,” sambungnya.
Andre mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu sidang putusan sengketa Pilpres di MK yang akan digelar pada Kamis (27/6/2019).
Ia pun menegaskan belum ada pembicaraan soal pembagian jabatan dengan kubu Jokowi-Amin yang sudah ditetapkan sebagai pemenang Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut dia, pertemuan Jokowi dan Prabowo sendiri baru akan terjadi usai sidang putusan MK diketok.
"Sampai saat ini Gerindra tidak ada satu pun kesepakatan deal-deal. Itu tidak benar. Tidak ada deal-deal politik antara Prabowo dengan pihak lain," katanya.
Sebelumnya, melansir Kompas TV, TKN Jokowi-Amin menyebut partai Gerindra pantas mendapatkan tawaran untuk bergabung koalisi maupun di kabinet Jokowi.
Baca Juga: Kelelahan Bekerja, Driver Ojol Meregang Nyawa di Atas Motornya Sendiri
Wakil ketua TKN, Arsul Sani mengaku dalam konstetasi politik semua kemungkinan bisa terjadi selama terjalin komunikasi yang baik antara elite dan pendukung.
Arsul sani juga menyebut pihaknya tidak pernah menutup pintu koalisi, baik kepada Gerindra maupun kepada Prabowo Subianto.
"Ada memang sebagian partai di Koalisi Indonesia Kerja (KIK) itu yang katakanlah memberikan penghormatan lebih kepada Gerindra," ujar Arsul Sani.
"Kenapa kok penghormatan itu diberikan? Karena Gerindra dianggap lawan kontestasi yang gentle yang menggunakan jalur sesuai UU untuk kontestasi," tambahnya. (*)