Matanya sudah rabun membuatnya hanya bisa mendengar setiap ada suara di halaman rumahnya, ia menyebut nama Sumairah atau Sulihah.
Dua anaknya itu yang paling sering datang mengunjunginya.
Ada beberapa tetangga yang merasa iba dengan kondisi Amur, juga datang memberikan makanan sekadarnya.
Rumah anaknya yang sering dikunjungi oleh tetangga yang datang untuk membawa sedikit bantuan untuk Amur.
Kedua putrinya pun terkadang menceritakan nasib ibu dan keluarganya pada orang yang datang.
Amur hidup tanpa mendapat perhatian dari pemerintah.
Sulihah berkata, hidupnya yang miskin, masih terbebani untuk merawat keluarganya sendiri dan ibunya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar