Saat itu, Supri Nurhayati mengaku sedang mengikuti pengajian di salah satu rumah tetangganya, dan langsung pulang karena warga mulai panik.
Menurut Supri Nurhayati, bongkahan es yang jatuh dari langit, rata-rata hampir sebesar kelereng.
Bahkan, hujan es tersebut membuat sebagian atap rumahnya bolong-bolong dihantam bongkahan es.
“Baru kali ini saya melihat hujan es seperti ini. Esnya banyak dan besar-besar. Malah sempat saya kumpulkan sampai satu ember,” ujarnya.
Baca Juga: Bukan PNS Kaleng-kaleng, Sutopo Purwo Nugroho Raih Sederet Penghargaan Bergengsi Semasa Hidupnya
Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria memberikan penjelasan terkait hujan es di Aceh Tengah yang terjadi saat kemarau ini.
Menurut Zakaria, hujan es biasanya terjadi di satu daerah yang sangat lokal dan dengan durasi yang singkat dengan durasi waktu antara 7 hingga 12 menit, karena syarat terjadinya hujan es itu akibat adanya awan Cumulonimbus (CB) yang sangat susah diprediksi.
"Hujan es sama seperti terjadinya angin puting beliung, keduanya terjadi akibat adanya awan Cumulonimbus (CB)," katanya, Minggu (7/7/2019).
Hujan es terjadi lantaran ada awan CB dengan tinggi dasar awan yang sangat dekat dengan permukaan tanah dan di bawah awan, suhu udaranya sangat dingin.