Menurut Zakaria, hujan es biasanya terjadi di satu daerah yang sangat lokal dan dengan durasi yang singkat dengan durasi waktu antara 7 hingga 12 menit, karena syarat terjadinya hujan es itu akibat adanya awan Cumulonimbus (CB) yang sangat susah diprediksi.
"Hujan es sama seperti terjadinya angin puting beliung, keduanya terjadi akibat adanya awan Cumulonimbus (CB)," katanya, Minggu (7/7/2019).
Hujan es terjadi lantaran ada awan CB dengan tinggi dasar awan yang sangat dekat dengan permukaan tanah dan di bawah awan, suhu udaranya sangat dingin.
Dengan demikian, awan CB yang merupakan kristal yang mulai jatuh sebagai hujan akibat dorongan angin kencang dari awan CB tidak sempat mencair.
Sehingga, di bawah permukaan awan juga dingin sehingga butir es tersebut jatuh ke permukaan tanah.
Dijelaskan, hujan es berbentuk bulat sebesar ukuran kelereng atau ukuran jari orang dewasa itu biasa terjadi setahun sekali setiap ada perubahan cuaca. (*)
Source | : | Serambinews.com,Kompas.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar