Awalnya para kontraktor enggan memperkerjakan wanita untuk memotong tebu karena mengurangi produktivitas mereka di tiap masa menstruasi.
Hingga akhirnya ada sekelompok wanita yang putus asa ingin bekerja di perusahan tersebut dan memutuskan menganggakat rahim mereka demi pekerjaan.
Sampai-sampai ada satu desa yang berisi para wanita tanpa rahim hasil dari kebijakan ini.
Sebagian besar dilakukan para wanita yang menikah muda dan sudah mempunyai anak.
Ditambah lagi kurangya dokter yang memberitahu terkait resiko melakukan pengangkatan rahim.
Padahal, ada resiko yang sangat berbahaya jika melakukan hal tersebut.
Hal tersebut bisa menyebabkan komplikasi parah, nyeri otot dan sendi, rasa pusing yang konstan, hingga pembengkakan ekstrem, pada perempuan-perempuan India.
Tak hanya itu, salah satu perusahaan garmen di India juga memperlakukan hal yang serupa kepada para wanita yang sedang haid.
Dikutip dari Reuters, perusahaan garmen di Tamik Nadu, India akan memberikan para wanita obat-obat ilegal kepada mereka yang sedang merasakan nyeri haid.