Bahkan ketika diselidiki tidak ada lulusan SMA tersebut tahun lalu yang masuk ke akademi militer.
"Tahun lalu itu saja hanya Secaba. Jadi tidak ada yang masuk ke akademi militer jika dilihat dari data tahun lalu. Dengan branding semi militer yang dijual untuk persiapan untuk masuk akademi militer atau polisi," kata Retno.
"Hal seperti ini yang kemudian harusnya bisa menjadi evaluasi Dinas Pendidikan, sejauh mereka melakukan pengawasan sekolah sejenis ini," ujarnya.
Menanggapi kasus penganiayaan siswa Taruna di sekolah yang sama, Retno juga memberi tanggapan.
Retno mempertanyakan terkait pengawasan dan bimbingan pihak sekolah selama masa orientasi.
Dikutip dari Antara sebelumnya, salah satu staf pengajar ditetapkan sebagai tersangka.
Pelaku yang bernama Obi Frisman (24) disebutkan melakukan tindak penganiayaan kepada muridnya sendiri hingga tewas.
Obi padahal baru saja diterima di sekolah tersebut dan baru bekerja selama 1 minggu.
Kepala Sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia, Tarmizi Endrianto mengatakan kalau Obbi baru saja bekerja di sekolah tersebut.