Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bapak Walikota Serta Penasehatnya Didandani Pakai Daster dan Diarak Warga Beramai-ramai Karena PHP Janji Pemilu

None - Rabu, 07 Agustus 2019 | 07:00
Wali Kota Huixtan di Meksiko, Javier Sebastian Jimenez Santiz, dan stafnya diarak dengan mengenakan baju perempuan selama 4 hari penuh setelah dianggal gagal memenuhi janji kampanye.
(Oddity Central)

Wali Kota Huixtan di Meksiko, Javier Sebastian Jimenez Santiz, dan stafnya diarak dengan mengenakan baju perempuan selama 4 hari penuh setelah dianggal gagal memenuhi janji kampanye.

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Janji adalah sebuah kesepakatan yang telah dibuat untuk ditepati.

Sebuah pepatah mengatakan mending tidak usah berjanji jika tak bisa menepati.

Pepatah tersebut tepat di berikan untuk seorang walikota di Meksiko.

Baca Juga: Kasihan! Sudah Lelah Bekerja Atasi Listrik Mati, Gaji Karyawan PLN Akan Dipotong untuk Bayar Kompensasi ke Pelanggan

Karena gagal memenuhi janji kampanye yang dibuat, seorang wali kota di Meksiko dihukum dengan diarak setelah terlebih dahulu didandani seperti perempuan.

Javier Sebastian Jimenez Santiz memenangkan pemilihan di kota Huixtan dengan salah satu janjinya adalah dia bakal meningkatkan sistem air setempat.

Namun dia terlalu banyak berkilah.

Baca Juga: Al Ma'la, Tempat Bersejarah di Mekkah Dimana Jenazah Mbah Moen Akan Dimakamkan, Komplek Perkuburan Ternama Dimana Buyut, Paman, Kakek dan Istri Nabi Muhammad SAW Bersemayam

Juli lalu, karena muak dengan alasan yang dibuat karena gagal dengan janji kampanye, warga lokal menyerbu kantor wali kota dan mendandani Santiz beserta penasihatnya, Luis Ton.

Dilansir Oddity Central Senin (5/8/2019), Santiz mengenakan rok panjang hitam dan blus putih dengan sulaman bunga. Sementara Ton diberi gaun merah muda cerah dengan bintik putih.

Dua pejabat itu kemudian diarak keliling kota selama empat hari penuh sejak 30 Juli di depan para warga sambil memegang tanda berisi mereka gagal dengan janji mereka.

Masih belum cukup dengan dipermalukan, Santiz dan Ton juga diharuskan menghentikan setiap pengguna jalan di perempatan, dan memohon donasi untuk menyelesaikan janji kampanyenya.

Baca Juga: Gegara Mati Listrik, Pengantin Wanita Bernasib Naas Usai Berhubungan Intim dengan Pria Lain Saat Malam Pertama, Pihak Keluarga Laki-laki Langsung Minta Cerai

Dalam wawancara dengan media setempat, Santiz menjelaskan bahwa sebenarnya hendak menyelesaikan proyek yang dia janjikan.

Namun dananya tidak cukup. Dana sebesar 3 juta peso, sekitar Rp 2,1 miliar, yang dibutuhkan untuk membangun jaringan air bagi kota Huixtan ternyata diberikan pemerintah provinsi ke daerah lain.

Namun, warga yang berada di sekelilingnya marah dan menuduhnya pembohong.

Baca Juga: Fakta di Balik Sosok Enzo Zenz Allie, Bule yang Lolos Seleksi Calon Taruna Akmil dengan Hasil Memukau, Besar di Prancis Hingga Berstatus Seorang Yatim

Mereka menyerukan adanya investigasi untuk membuktikan Santiz tidak mencuri dana itu.

Santiz bersikukuh dia tidak bersalah namun dia juga tidak keberatan diselidiki.

Foto-foto dia dan Ton yang diarak sambil memakai baju perempuan pun marak di media sosial.

Para warganet memuji inisiatif warga Huixtan dan menyatakan mereka hendak melakukan hal yang sama terhadap pemerintahan di wilayah mereka karena dianggap melanggar kampanye.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Alexandro Felix Kamuru, Bocah Sebatang Kara Asal Sorong yang Kini Jadi Andalan Timnas Garuda Muda Berlaga di Piala AFF U-15

Aksi mempermalukan wali kota karena tidak melaksanakan tugas mereka bukanlah hal baru di kawasan Amerika Latin.

Seperti contoh di kota Meksiko lainnya, Chichiquila Mei tahun lalu.

Wali Kota Chichiquila Alfonso Hernandez Montiel sebenarnya punya waktu lima bulan untuk menyelesaikan berbagai janji yang dibuat.

Baca Juga: Fenomena Jakarta Blackout, Pemadaman Listrik Lebih dari 10 Jam yang Terjadi di Wilayah Jabodetabek Dapat Sorotan Banyak Media Internasional

Namun warga tidak sabar, dan memutuskan bertindak sendiri dengan menyekap sang wali kota beserta stafnya di kantor, dan menghendaki uang tebusan sebelum dilepaskan.

Kemudian di San Buenaventura, kota kecil di utara Bolivia, masyarakatnya melakukan "keadilan sosial" dengan menghukum wali kota yang tidak bekerja dengan baik.

Javier Delgado, nama wali kota itu, dipasung oleh warganya yang tidak puas dengan kinerjanya, dan menganggapnya sebagai pembohong sebelum dia menjelaskan isu yang dituduhkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gagal Penuhi Janji Kampanye, Wali Kota Meksiko Didandani ala Perempuan dan Diarak"

Source :Kompas.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x