Ikan-ikan hias peliharaannya mati karena tidak menyalanya mesin sirkulasi air untuk menyuplai oksigen dalam kolam.
"Koi saya mati karena listrik padam, sehingga mesin sirkulasi air yang memungkinkan oksigen ada di kolam lenyap," ungkapnya kepada wartawan, Senin (5/8/2019).
Awalnya, sejarawan yang tinggal di Beji Timur, Depok, Jakarta Barat ini hanya mengira listrik akan padam sebentar.
Ia pun menyiapkan aerator atau alat penyimpan daya listrik untuk ikan-ikannya yang hanya bertahan selama enam jam.
Pikirnya, matinya listrik tak akan melebihi waktu aerator, namun ternyata listrik baru menyala keesokan harinya.
"Selang enam jam setelahnya, ketika malam datang, saya tengok koi yang berkumpul di sekitar gelembung udara susah berpencar karena udara sudah habis. Berapa sudah mengambang," katanya.
Melihat ikan-ikan hiasnya yang ia pelihara sedari berukuran 15 cm hingga berkembang jadi 40-70 cm mengambang satu per satu, Rizal mulai menyiapkan kuburan mereka.
Source | : | Kompas.com,Wartakotalive.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar