Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Rusuh Manokwari Diduga Akibat Terprovokasi Unggahan Media Sosial, Siber Bareskrim Polri Bakal Usut Akun Penyebar Konten Provokatif Kerusuhan Papua

Candra Mega Sari - Senin, 19 Agustus 2019 | 18:47
Aksi blokade jalan oleh masyarakat Papua di Manokwari, terhadap tindakan rasisme yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
(KONTRIBUTOR KOMPAS TV/ BUDY SETIAWAN) (Kompas.com)

Aksi blokade jalan oleh masyarakat Papua di Manokwari, terhadap tindakan rasisme yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

Dikutip dari Kompas, unjuk rasa berujung kerusuhan di Manokwari disebabkan oleh massa yang terprovokasi konten negatif di media sosial terkait penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.

Baca Juga: Sehari Berjuang Melawan Maut, Pratu Sirwandi, Anggota TNI Korban Penembakan KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Akhirnya Meninggal Dunia

Demikian diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Senin siang.

"Mereka boleh dikatakan cukup terprovokasi dengan konten yang disebarkan oleh akun di medsos terkait peristiwa di Surabaya," ujar Dedi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
CHRISTOFORUS RISTIANTO/KOMPAS.com

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Lanjut Dedi, konten yang dibangun di media sosial dan tersebar dapat membangun opini bahwa peristiwa penangkapan mahasiswa Papua adalah bentuk diskriminasi danpraktik rasisme.

Baca Juga: Anti Sampah Plastik, Susi Pudjiastuti Langsung Teriak Saat Sri Mulyani Disuguhi Air Mineral di Wadah Botol

Padahal, Dedi memastikan penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya sudah selesai secara hukum.

"Peristiwa Surabaya sendiri sudah cukup kondusif dan berhasil diredam dengan baik. Tapi karena hal tersebut disebarkan oleh akun yang tidak bertanggungjawab, membakar atau mengagitasi mereka dan dianggap narasi tersebut adalah diskriminasi," ujar Dedi.

Kepolisian berharap warga Papua, baik yang ada di Pulau Papua maupun di penjuru Indonesia dapat menahan diri serta tidak terprovokasi oleh pesan berantai di media sosial yang membentuk opini tertentu.

Baca Juga: Jawab Telpon Permintaan Maaf dari Khofifah Atas Penyebab Kerusuhan di Manokwari, Gubernur Papua Barat: Kami Minta Ibu Gubernur Tindak Lanjuti Tuntutan Massa

"Jangan terprovokasi oleh ulah oknum-oknum tertentu yang memang ingin membuat keruh keadaan," ujar Dedi.

Source :Kompas.comAntara Kompas TV

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x