Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Buntut kerusuhan di Papua masih berlangsung hingga hari ini.
Setelah kerusuhan pecah di Manokwari, kini kerusuhan berlanjut di Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/2019).
Para massa anarkis kembali melakukan pembakaran kios yang berada di Pasar Fakfak dan jalan menuju pasar.
Kepala Bidang Humas Polda Papua, AKBP Mathias Krey mengatakan aparat kepolisian dan TNI sudah berada di lokasi demonstrasi untuk melakukan pengamanan.
"Anggota Brimob dijadwalkan dikirim ke Fakfak untuk membantu mengamankan wilayah tersebut," katanya saat dihubungi dari Jayapura, Papua.
Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM) Goliath Tabuni turut mengomentari pecahnya kerusuhan di Kabupaten Fakfak.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun Twitter @goliathtabuni pada 21 Agustus 2019 yang mengunggah sebuah postingan mengomentari ihwan berkibarnya bendera Bintang Kejora.
"Aksi di Fakfak sikapi Rasisme, Bendera BK (baca: Bintang Kejora) berkibar; Tapi ini yang terjadi," tulis akun @anginselatanopm yang kemudian dikomentari oleh Goliath Tabuni.
"Berkibarlah dan jajalah benderaku Bintang Kejora lawan kolonial Indonesia. Fight to Indonesian Colonialism," tulis akun @goliathtabuni seperti dikutip GridHot.ID.
Goliat N. Tabuni sendiri berpangkat Jenderal yang mempunyai NRP.7312.00.00.00 di TPNPB-OPM.
Sementara itu, lima jam sebelum pecahnya kerusuhan di Fakfak, beredar pesan berantai yang menyinggung soal penurunan pasukan di Sorong.
Pesan itu tersebar melalui akun sebuah postingan akun Twitter @WellipPrai.
Dalam postingan tersebut tertulis "Perhatian buat semua teman-teman orang papua untuk saat ini berhati-hati dan jangan tidur cepat karena di kota sorong pasukan sudah turun kurang lebih 9000.000 ribuh pasukan manokwari, jayapura dan kota-kota lain di papua belum ada info, harap sebarkan agar semua waspada."
Selain menulis pesan melalui tweetnya, ia juga menyertakan beberapa gambar yang memicu tindak rasisme pada warga papua.
Si pemosting juga menyertakan gambar bendera bintang kejora di akhir postingannya.
Diketahui dari biodata Twitternya pemilik akun @WellipPrai merupakan Diplomat-Pemerintah Republik Papua Barat dan Perwakilan Asia Pasifik untuk Bapak Jacob Prai-Pendiri OPM & Penggerak Utama Bangsa Papua Barat.
Melansir dari Tribratanews, untuk mengatasi kerusuhan ini, Kapolda Papua Barat, Brigjen. Pol. Drs. Herry Rudolf Nahak, M.Si., menjelaskan, ada penambahan 600 pasukan di Manokwari dan Sorong pasca kerusuhan yang terjadi pada Senin (19/8/2018).
Penambahan personel dilakukan guna menjaga sejumlah objek vital, meski situasi sudah kondusif.
“Penambahan pasukan ini untuk lebih meyakinkan pengamanan objek-objek vital yang ada di Papua Barat, agar kejadian kemarin tidak terulang lagi,” jelas Kapolda Papua Barat, Selasa (20/8/2019) malam.
Kapolda menjelaskan, pasukan BKO Brimob yang didatangkan berasal dari Polda Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Bali.
Jumlah dari pasukan tersebut ada 6 SST atau 600 personel yang dibagi menjadi 4 SST di Manokwari dan 2 SST di Sorong.
Menurut Kapolda, penambahan BKO Brimob 4 SSK di Manokwari ini bukan karena Manokwari tidak aman.
Namun, hanya untuk mengantisipasi agar situasi tetap aman dan kondusif.
Sementara untuk Sorong ditempatkan BKO Brimob 2 SSK, karena di wilayah itu akan didukung dari Mako Armada III, Pasukan Marinir III, Korem 171 dan Lantamal XIV.
“Untuk di Sorong memang masih ada kumpulan massa yang sengaja memancing petugas, dan juga berusaha untuk masuk ke kantor wali kota. Namun, hal itu berhasil dicegah,” jelas Jenderal Bintang Satu itu.
Sebelumnya, kerusuhan pecah di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/19) kemarin.
Kerusuhan dipicu oleh dugaan rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
Dalam peristiwa itu, gedung DPRD Papua Barat dan kantor Majelis Rakyat Papua dibakar massa.
Sejumlah jalan utama di Kota Manokwari juga ditutup.(*)