Sehingga pakaian dan sepatu harus dipesan khusus.
"Pakaian sehari-hari dan seragam sekolah ditempa dulu atau dibuat baru ke tukang jahit. Sepatu dan sandal juga gitu, karena telapak kakinya ukuran sekitar 50," kata Joko.
Emen dikenal sebagai sosok remaja yang tenang.
Namun, karena badannya yang besar dan tinggi tidak seperti teman sebayanya, membuat dia minder.
Karena rasa mindernya, Emen memilih lebih banyak di rumah.
"Kadang ada dia main-main sama teman-teman sebayanya. Tapi dia agak minder, mungkin karena badannya yang besar," kata Joko.
Akhirnya Emen lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar di rumah.
Meskipun tumbuh tak seperti remaja pada umumnya, kedua orang tua Emen tetap bersyukur memiliki anak yang unik.
Apalagi belakangan banyak yang datang ke rumahnya untuk menjenguk dan berkenalan dengan Emen.
"Ya, saya bersyukur apa yang diberikan Allah SWT," ucap Joko.