Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Pembangunan Ibukota baru Indonesia telah resmi diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara pada Senin (26/8/2019) pukul 13.00 WIB.
Hasil pengumuman tersebut diunggah melalui akun YouTube Sekretariat Kabinet.
"Hasil kajian tersebut menyimpulkan bahwa lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Pasar Utara dan sebagian di Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur," ujar Jokowi berikan pengumuman.
Dalam pengumuman tersebut hadir pula Gubernur Kalimantan Timur Israan Noor dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ada pula beberapa jajaran dari kementerian dan Bappenas.
Disamping hangatnya soal peresmian pemindahan Ibukota ke Kalimantan Timur, sebelumnya wilayah ini sempat menjadi sorotan publik berkaitan dengan masalah pertambangan batu bara.
Sang Gubernur Israan Noor pun juga turut tak lepas dari sorotan media.
Sebelumnya, sosok Israan Noor sangat jarang disoroti media, namun saat adanya pembahasan kasus soal tambang batu bara di Kalimantan Timur, sosoknya mulai mencuat.
Kasus itu terjadi pada bulan Juni 2019.
Melansir dari TribunKaltim.co, pada waktu itu Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur digegerkan lagi dengan adanya temuan korban meninggal dunia di lubang tambang batu bara.
Persoalan tambang batu bara tidak ada habisnya, satu di antaranya soal memakan korban tenggelam di lubang tambang batu bara.
Tewasnya beberapa orang yang masuk ke lubang bekas tambang batu bara membuat respon banyak pihak diantaranya adalah Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Kalimantan Timur.
"Kami mendesak DPRD Kaltim memanggil Pemprov untuk mengetahui bagaimana proses pengawasan mereka. Khususnya terkait Perda nomor 8 tahun 2013 tentang reklamasi lahan paskatambang," ujar Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, Pradharma Rupang kepada Tribunkaltim.co pada Sabtu (22/6/2019).
Tidak hanya itu, kabar korban meninggal dunia karena tercebur di lubang tambang batu bara, terdengar juga sampai ke pemerintah pusat.
Ini terbukti kala itu pernah diperlihatkan pembuatan pakta integritas Juni 2016.
Kala itu, Kantor Staf Kepresidenan, Dirjen Minerba, Komisi 7 DPR RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral berkumpul di Kota Balikpapan.
Mereka memanggil 125 perusahan tambang atu bara di Kalimantan Timur yang belum menutup lubang tambang untuk menyiapkan pagar.
Papan penunjuk lubang tambang dan tim patroli di sekitar lubang tambang agar tak jatuh korban.
"Kalau ini melanggar komitmen, desakan kami cabut izin pertambangan, pidana lingkungan dan perkara pemegang Izin Usaha Pertambangan ke kepolisian. Ini pidana murni," tuturnya.
Sisi lainnya, soal korban meninggal dunia ke 35 di kolam tambang batu bara, Gubernur Kaltim Isran Noor angkat bicara.
Saat ditanyakan apa langkah yang akan diambil Pemprov Kaltim untuk mencegah terjadinya korban susulan di kolam tambang.
Pihak Gubernur Kaltim Israan Noor tidak menjawab, sebaliknya mengembalikan pertanyaan.
Israan Noor, menanyakan kembali ke pihak Tribunkaltim.co, soal izin dari praktek tambang batu bara.
“Yang mengeluarkan izin tambang siapa?," ucap Gubernur Kaltim Israan Noor yang mempertanyakan ke Tribunkaltim.co pada Senin (24/6/2019), pagi di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda.
Dia menuturkan, seolah-olah, kalau ada korban meninggal dunia di kolam tambang batu bara itu harus tanggung jawab Gubernur Kaltim Israan Noor.
"Seolah-olah gubernur yang bertanggungjawab karena mengeluarkan izin tambang di sana,” tuturnya.
“Yang keluarkan izin lokasi tambang di daerah kota siapa,” katanya lagi.
Selain itu, Israan Noor juga menyampaikan bela sungkawa yang begitu mendalam atas jatuhnya korban di lubang tambang batu bara hingga sampai meninggal dunia.
“Innalillahiwainnailaihiroji’un,” ujarnya.
Ketika ditanya soal apakah sudah berkoordinasi dengan instansi level Pemprov Kalimantan Timur dengan pihak Pemkot Samarinda, Isran Noor justru menyatakan, mengapa persoalan ini ditanyakan ke dirinya.
"Kenapa ditanyakan ke Gubernur Kaltim Isran Noor. Silakan tanya kepada pihak yang mengeluarkan izin,” tegasnya.
Sementara itu sosok Israan Noor juga gencar disoroti media usai sebuah tayangan film yang membahas soal kasus tambang batu bara menyiarkan rekaman wawancaranya.
Saat reporter dalam film bertanya langsung kepada Israan Noor soal korban tambang batu bara, ia hanya menjawab dengan kata "Tidak Masalah. Nasibnya kasihan."
"Untuk memutus ini bagaimana, Pak dari Pemrov Kaltim? Supaya tak ada lagi korban jiwa pak," tanya kembali sang reporter.
"Korban jiwa itu dimana-mana terjadi, ya namanya nasibnya dia, meninggalnya di kolam tambang, kan, ikut prihatin," jawab Israan Noor.
"Itu kan pertanggungjawabannya dunia akhirat," tambahnya.
"Harusnya masyarakat waspada, kan sudah tau ada lobang. Kita kan sudah sampaikan dan sudah ditandai kenapa masih ada lagi. Jangan-jagan ada hantunya tu," jawab Israan pada media lain.(*)