Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah
GridHot.ID - Kecelakaan beruntun terjadi di KM 91+200 Tol Cipularang, pada Senin (2/9/2019).
Dilansir dari Kompas.com, kecelakaan beruntun itu melibatkan 21 kendaraan.
Dirgakkum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pol Pujiyono Dulrachman menjelaskan, kecelakaan beruntun tersebut bermula dari kecelakaan tunggal dump truck yang terbalik di KM 92.
Empat kendaraan yang mengante menunggu evakuasi dump truck yang terbalik, tiba-tiba ditabrak dari belakang oleh dump truck bermuatan tanah yang hilang kendali karena rem blong.
"Dump truck bermuatan tanah itu menabrak empat kendaraan yang tengah mengantre," kata Pujiyono.
Lalu, di belakang dump truck bermuatan tanah ada 15 kendaraan yang mengalami kecelakaan beruntun.
Akibat kecelakaan itu, delapan orang meninggal dan puluhan lainnya terluka.
Para korban dibawa ke Rumah Sakit MH Thamrin, Rumah Sakit Siloam dan Rumah Sakit Umum Daerah Purwakarta.
Diwartakan Tribun Jabar, suami istri bernama Subhan (43) dan Mani (39) harus melewati perjuangan antara hidup dan mati untuk keluar dari truknya yang nyaris terjun ke jurang sedalam 20 meter di KM 91+200 Tol Cipularang, pada Senin (2/9/2019).
Subhan membawa truk pengangkut pasir merah dari Cianjur ke Karawang Timur.
Mobil truk yang dikemudikannya itu merupakan satu dari 21 kendaraan yang mengalami kecelakaan maut di Tol Cipularang.
"Kaca pecah Pak. Saya lihat jurang. Sedikit lagi saja, truk saya terjun ke jurang," ujar Subhan yang masih menjalani perawatan di UGD RS MH Thamrin, Purwakarta.
Subhan tampak penuh luka di tubuhnya. Namun istrinya yang bernama Mani, tampak tidak banyak luka di tubuhnya.
Ketika terjadi kecelakaan, keduanya sempat terjebak dalam ruang kemudi truk.
"Saat buka pintu, sudah terlihat jurang. Saya paksain keluar, saya manjat ke atap mobil, menggelantung. Lalu saya ajak suami saya dan akhirnya bisa nyampai atap mobil," kata Mani.
Saat berada di atap, ia baru sadar ternyata posisi mobilnya nyaris terjun ke dasar jurang.
Selain itu, ia juga bisa melihat situasi sekitar yang menunjukkan terbakarnya sejumlah mobil serta kemacetan yang panjang.
"Dari situ saya bingung, turun bagaimana. Saya teriak minta tolong enggak ada yang dengar. Loncat bakal sulit. Akhirnya saya turun perlahan-lahan menuruni atas kepala mobil. Suami saya yang berdarah saya tuntun, saya gendong," ujar Mani.
Akhirnya, Subhan dan Mani dibantu sejumlah pekerja proyek PT Jasa Marga.
Keduanya kemudian dievakuasi di RS MH Thamrin.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar