Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Usai keluar dari penjara, Vanessa Angel kini makin aktif di layar kaca baik itu televisi maupun sosial media.
Bahkan Vanessa Angle masih sering membuat kontroversi di masyarakat setelah kebebasannya.
Dirinya kini terlihat lebih bebas dan ceria tak seperti saat ditahan.
Selam di penjara Vanessa Angel sempat mengalami beberapa hal yang membuatnya depresi.
Dilansir Gridhot dari tayangan Okay Bos yang diunggah kanal YouTube TRANS7 OFFICIAL pada Jumat (2/8/2019), Vanessa Angel mengaku tertekan dan berat menjalani ujiannya.
Dirinya menceritakan betapa beratnya tidur di penjara karena harus berbagi sekamar dengan 22 orang lainnya.
"Kapasitasnya mungkin hanya bisa 10 oranglah paling banyak ya, tapi itu di isi pas aku masuk itu 23 orang," terang Vanessa.
"Ya nggak bisa tidurlah, nggak bisa tidur. Terus pas tiduran pandangannya ke jeruji besi kan, jadi kayak mentalnya di press down banget," jelasnya.
Dirinya juga harus makan nasi cadong ala penjara yang menurutnya kurang layak makan.
Penjara di Indonesia memang selalu memiliki kisah tersendiri.
Ada yang mengatakan kalau penjara di Indonesia memiliki kekejaman tersendiri.
Hampir sama dan bahkan lebih parah dari Vanessa Angel, wanita asal Inggris ini ceritakan pula pengalamannya berada di penjara di Bali.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Rachel Dougall mantan narapidana dengan kasus penyelundupan kokain senilai Rp 25 miliar rupiah ini mengaku Lapas Kerobokan, Bali sangat kejam baginya.
Rachel yang sudah bebas menceritakan betapa kejamnya penjara yang ada di pulau Bali tersebut.
Dirinya harus tidur di tikar tipis tanpa selimut.
Teman satu selnya juga sangat sering memukuli dan menendang dirinya.
Dikutip Gridhot dari Daily Mail, Rachel harus mengalami kekerasan itu selama dirinya ditahan.
Rachel juga mengalami gangguan mental setelah dikurung dengan pecandu narkoba, tahanan HIV-positif, dan lesbian agresif secara seksual.
Dia menderita kudis dan mengatakan hampir meninggal karena pneumonia, menghabiskan satu minggu di rumah sakit.
Rachel sendiri juga menjadi saksi beberapa terpidana kasus narkoba harus dieksekusi mati.
Pengalaman pahit lainnya yang pernah dialami Rachel di dalam Lapas Kerobokan adalah saat dirinya dikejar-kejar oleh seorang lesbian agresif. Dia diminta berdandan kemudian menari telanjang.
"Sementara wanita lain tertawa dan mendorong-dorong tubuhku. Aku merasa terhina," kata Rachel.
Gara-gara pengalamannya hidup di penjara Bali, Rachel yang awalnya sangat menyukai pulau itu kini tak mau lagi menyentuh tanah tersebut.
(*)