Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Beberapa pasangan yang sudah menikah beberapa tahun pastinya dipenuhi tekanan tentang kapan mendapatkan momongan.
Banyak pasangan yang memang ingin menunda untuk memiliki momongan namun adapula yang sudah berusaha tapi tak kunjung mendapatkan momongan.
Tekanan dari orang sekitar tentu saja malah membuat pasangan tersebut menjadi stres.
Padahal ada beberapa faktor genetik yang membuat pasangan jadi sulit hamil baik dari pria maupun wanita.
Dikutip Gridhot dari Hello Sehat, pola makan yang buruk hingga menyebabkan obesitas bisa menjadi pemicu masalah sulit hamil.
Sebesar 30 persen kasus ketidaksuburan (infertilitas) disebabkan oleh obesitas, baik pada suami maupun istri.
Baca Juga: Tak Mau Dicerai Istrinya, Seorang Ayah Nekat Gantung 4 Anaknya Menggunakan Ikat Pinggag Hingga Tewas
Adapula mereka yang mengalami penyakit pada organ reproduksi.
Ketidaksuburan pria hanya dapat dilihat di laboratorium terstandar WHO dan ini meliputi bentuk, pergerakan, dan jumlah spermanya.
Di sisi lain, sekitar 60 persen penyebab sulit hamil pada wanita adalah karena adanya sumbatan pada tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan antara indung telur dengan rahim.
Penyebab lainnya adalah adanya gangguan pada organ reproduksinya, seperti sel telur tampak tidak matang atau kecil, PCOS, endometriosis, dan lain-lain.
Mereka yang pernah menggunakan kontrasepsi jenis hormonal jangka panjang terutama suntik bisa mempengaruhi siklus menstruasi.
Ada yang bilang kalau konsumsi tauge, madu, dan susu khusus program hamil akan sangat membantu.
Baca Juga: Tak Sesumbar Meski Terbukti Jago Ngaji, Vicky Prasetyo: Ilmu Mah Ada, Cuma Malu Aja Sama Akhlak
Namun nyatanya itu hanya mitos belaka.
Susu khusus program hamil juga sebenarnya tidak diperlukan. Pasalnya, ini hanya akan memasukkan nutrisi dan kalori yang tidak perlu ke dalam tubuh wanita.
Akibatnya, wanita berisiko kegemukan dan membuat lebih sulit hamil.
Tapi pernahkan kalian mendengar tentang buah parijoto?
Buah yang banyak ditemukan di area Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah ini sangat populer karena dipercaya dapat meningkatkan kesuburan dan menjaga kondisi kandungan.
Dikutip Gridhot dari Nakita, buah parijoto sebenarnya lebih banyak digunakan sebagai tanaman hias daripada dikonsumsi.
Buah cantik ini mengandung antioksidan alami seperti tanin, flavonoid, dan saponin yang dapat menangkal radikal bebas masuk ke tubuh.
Flavonoid juga memiliki manfaat antara lain untuk mengahambat penyebaran tumor, menghambat pertumbuhan sel kanker, serta menghambat aktivitas enzim yang merupakan pemicu terjadinya peradangan dan penyakit pada sistem imun.
Tanaman ini juga disebut sebagai anggur Asia karena wujudnya.
Meski tumbuh liar, tanaman ini bisa dibudidayakan di pekarangan, pot, maupun jadi tanaman hias.
Masyarakat Kudus meyakini hingga saat ini kalau buah parijoto mampu membantu meningkatkan kesuburan.
Bahkan mitosnya, buah ini mampu membuat fisik anak menjai lebih rupawan.
Buah parijoto sendiri dipercaya sebagai tanaman warisan Sunan Muria karena hanya ditanam di kawasan lereng Muria.
Tanaman yang lebih suka tumbuh di daerah teduh dan lembab ini ternyata memiliki manfaat lebih banyak dibanding hanya sekadar menambah kesuburan.
Baik langsung dikonsumsi maupun diolah dulu seperti digiling dan direbus, Parijoto juga bisa digunakan untuk menjadi obat kolesterol, diare, dan sariawan.
(*)