Sebab ia hanyalah seorang staf pengajar honorer dan hanya mendapat bayaran sebesar Rp 24.000 kala itu.
Dilansir dari akun Facebook Perpustakaan Nasional RI, bahkan ia sempat menerima kisaran honor Rp 16.000 per bulan saat semester genap tahun 1986/1987.
Uang yang tak seberapa itu tak dapat menutupi besarnya biaya hidup yang harus ia tanggung bersama istri dan keempat anaknya.
Namun kegigihannya dalam melestarikan musik tradisional Batak Toba berbuah hasil yang luar biasa.
Bahkan Harian terkemuka Amerika Serikat The New York Times edisi 19 November 1991 bahkan pernah mempublikasikan pertunjukan Marsius dengan sesama pemusik tradisional lainnya. (*)