Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menimpa sejumlah daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan membuat para petugas pemadam api bekerja keras.
Para petugas pemadam api Karhutla sudah diterjukan di beberapa titik untuk memadamkan api yang menyebar.
Bahkan Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Masyarakat BNPB, Agus Wibowo menuturkan, pihaknya terus berusaha melakukan water bombing dengan menggunakan helikopter.
Tim pemadam kebakaran rupanya selalu bekerja keras melaksanakan tugasnya, bahkan hingga tak mempedulikan waktu.
Tak hanya para tim khusus, aparat gabungan dari TNI, Polri, bahkan tim SAR serta Pemadam Kebakaran juga terus bekerja tanpa lelah untuk mengatasi kebakaran hutan tersebut.
Ternyata para petugas yang sedang bertugas di lapangan mengalami cerita-cerita unik yang akhirnya menjadi viral.
Melansir dari Kompas.com, cerita-cerita unik para petugas tim cegah api ini pun dibagikan.
Ada kejadian unik dan langka saat petugas memadamkan api kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Beberapa petugas mengaku menemukan bangkai ular berkaki tiga yang sudah mati.
Sebagiannya lagi pernah "ditegur" dua beruang saat hendak masuk kawasan hutan yang terbakar untuk pemadaman karhutla.
Ada pula cerita petugas yang menemukan ular besar dalam keadaan mati akibat hangus terbakar.
Sebelumnya, seekor ular berkaki ditemukan di lokasi Karhutla di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau.
Ular langka ini tampak memiliki dua kaki di bagian ekor.
Jenis Ular tersebut mirip seperti King Kobra namun memiliki ukuran yang cukup besar dan panjang.
Kompas.com, Kamis malam, membenarkan temuan ular berkaki mati tersebut.
"Ya, ular berkaki ditemukan mati di Desa Sekip Hilir, Kecamatan Rengat, Kabupaten Inhu. Itu (ular) ditemukan di lahan masyarakat yang terbakar," sebut Maidi melalui sambungan telepon, Kamis.
Dia mengatakan, ular langka tersebut ditemukan oleh petugas TNI AD dari Kodim 0302/Inhu, Rabu (18/9/2019) malam.
Namun setelah adanya pemeriksaan dari ahki herpetologi (reptil dan amfibi) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy menjelaskan, organ tersebut bukan kaki, melainkan hemipenis ular.
"Itu bukan kaki, itu adalah hemipenis dari ular ya. Hemipenis itu alat kelamin ular jantan," kata Amir dikutip Kompas Sains, Jumat (20/9/2019).
Dia menjelaskan, semua jenis ular jantan itu memiliki hemipenis.
Namun jenis penisnya berbeda dari manusia laki laki.
Selain menemukan ular langka raksasa tersebut, ada juga beberapa petugas yang menjumpai hewan buas penghuni hutan.
Seperti cerita mengerikan yang dialami anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau.
Mereka menjumpai seekor beruang saat hendak memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Bedagu, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Peristiwa ini diceritakan oleh Kasi Distribusi dan Logistik BPBD Riau, Suarfianto.
"Kejadiannya itu seminggu yang lalu. Kami menjumpai seekor beruang besar," ungkap Suarfianto.
Ia mengatakan peristiwa itu terjadi saat petugas sedang mencari sumber air yang sulit didapatkan sehingga memaksa petugas harus masuk ke hutan.
"Kami masuk ke hutan merintis jalan," ujar Suarfianto.
Tak lama setelah itu, dia dan teman-temannya mendengar suara berisik di semak-semak.
Ternyata, seekor beruang sedang berada di atas kayu, yang berjarak sekitar 100 meter dari petugas.
Berhadapan dengan hewan buas tersebut, petugas pun diam sejenak dan memutuskan perjalanan tidak diteruskan, karena akan berisiko.
Apalagi, hewan buas berkuku tajam itu mengoyang-goyangkan batang kayu yang dipanjatnya.
Satwa dilindungi itu seakan memberikan "teguran" kepada petugas agar tidak masuk ke habitatnya.
Atau bisa saja sedang menunjukkan kemarahannya, karena rumahnya ikut terbakar akibat karhutla.
"Mungkin dia menggoyangkan kayu sebagai aba-aba supaya kami jangan mendekat. Kami saat itu juga takut. Sehingga kami menghindar dan mencari jalan lain untuk mencari sumber air," tutur Suarfianto.
Menurutnya, pemadaman di kawasan hutan memang perlu hati-hati.
Apalagi, kebakaran terjadi di kawasan hutan yang terdapat habitat hewan buas.
Meski begitu, Suarfianto menganggap perjumpaan dengan beruang itu adalah sebuah pengalaman unik saat menanggulangi bencana karhutla.
"Kami tetap melakukan pemadaman. Tapi, mencari lokasi yang aman," katanya.(*)