Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Padatnya bangunan di perkotaan semakin terlihat seiring perkembangan zaman.
Gedung-gedung pencakar ayam yang menjulang tinggi berjajar seakan sudah tak ada ruang terbuka lagi.
Pemandangan ini tak jarang di lihat di Ibu Kota Jakarta.
Bahkan sudah sangat jarang ditemui rumah warga yang benar benar berada di tengah kota.
Hampir semuanya berubah menjadi kantor, apartemen, dan mall dengan gedung tinggi.
Namun, tidak bagi wanita bernama Lies memilih bertahan dan menolak menjual rumahnya yang berada di area Apartemen Thamrin Executive Residence, Jalan Kebon Melati, Jakarta Pusat.
Meskipun gubuk reotnya dikepung gedung-gedung pencakar langit, Lies bersikukuh mempertahankan rumah tuanya meski tak memiliki tetangga.
Alasan Lies hanya satu yaitu lantaran rumah tersebut penuh dengan kenangan.
Bahkan rumahnya beberapa kali ditawar dengan harga yang fantastis.
Namun, ia sama sekali tidak tertarik dengan nominal rupiah yang ditawarkan untuk menjual rumahnya yang disebut-sebut mencapai Rp 3 miliar.
Kisah Lies ini mirip dengan film animasi 'UP' dimana seorang kakek mempertahankan rumahnya di tengah pembangunan pesat perkotaan.
Ia memprtahankan rumahnya lantaran penuh dengan kenangan sang sitri yang sudah meninggal terlebih dahulu.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Lies saat diwawancarai Kompas.com.
Ia memilih bertahan di rumahnya karena di sanalah ia dilahirkan dan tumbuh.
Jika Lies memilih bertahan, para tetangganya satu persatu justru pergi dan memilih menjual rumah mereka seperti yang terjadi pada 2012 silam.
Pihak apartemen memberikan harga yang tinggi pada mereka yang menjual rumahnya di wilayah tersebut.
Tak hanya itu, Lies juga mengatakan bahwa tetangganya takut dengan preman bayaran yang mengusir mereka.
"Iya pada pindah semua. Mereka takut juga kali sama preman-preman yang suruh mereka pindah saat itu. Kalau saya kan tidak takut," ujar Lies saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya, Jumat (20/9/2019).
Lies mengaku tidak tahu persis jumlah nominal yang diberikan kepada tetangganya untuk rumah yang mereka jual.
Namun, ia meyakini jumlah yang ditawarkan besar dan berkisar di angka miliaran.
"Tapi kayanya gede tuh dikasih, ada kali miliar deh kalau gak salah,"katanya.
Sementara itu, seorang tetangga Lies memberikan informasi bahwa rumah Lies pernah ditawar hingga Rp 3 miliar bahkan sampai pernah akan diganti dengan satu unit apartemen di Apartemen Thamrin Residence Executive.
Meski mendapatakan tawaran yang menggiurkan, Lies tetap tidak tergoda.
Lies juga membenarkan bahwa dirinya pernah ditawari Rp 3 miliar untuk menjual rumahnya dan mendapatkan bonus satu unit apartemen.
Namun, baginya uang bukanlah segalanya.
Ia mengaku sudah memiliki banyak uang dari usaha indekosnya.
Bahkan ia juga mengaku sudah memiliki rumah mewah di Bandung dan Tangerang.
"Iya bener (pernah ditawar Rp 3 miliar dan satu unit apartemen). Tapi saya tidak mau dibayar berapa pun rumah ini saya tidak sudi dibeli. Mereka mah cuma mau kuasai tanah ini. Ini tumpah darah saya di sini," ujar Lies.
Sementara itu, Wasroni Ketua RT 007 RW 009 mengatakan, dulunya memang tanah di kawasan rumah Lies terjual mahal.
Sebab lokasinya berada di tengah kota dan banyak yang mengincar.
"Iya dulunya Rp 10 juta per meternya, tapi tau dah sekarang makin mahal harusnya, tapi kan rumahnya nggak gede juga," ucap Wasroni.
Gubuk kecil Lies yang terletak di belakang area Apartemen Thamrin Executive Recidence tersebut sekilas memang tak terlihat.
Pasalnya, bangunan rumah di kelilingi tembok yang berisi tanaman-tanaman hijau dan posisi rumah lebih rendah dibanding jalan.
JIka mau masuk kedalam, penghuni harus turun melewati tangga dalam rumah.
Jika sekilas melintas yang terlihak hanya gentingnya.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar