Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Berbanding Terbalik dengan Pernyataan Wiranto Soal Kebakaran Hutan yang Dinilainya Tidak Parah, Citra Satelit NASA Ini Jutru Berikan Fakta Lain

None - Minggu, 22 September 2019 | 06:42
Petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sumatera Selatan mencoba memadamkan api kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Ogan Ilir, Selasa (11/9/2019).
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO

Petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sumatera Selatan mencoba memadamkan api kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Ogan Ilir, Selasa (11/9/2019).

Disebutkan pula, satelit NASA telah mendeteksi bukti kebakaran di wilayah Kalimantan dan Sumatera sepanjang Agustus, tapi jumlah dan intensitasnya melonjak pada minggu pertama September.

Baca Juga: Cakar-cakaran Hingga Nyawa Melayang, Ibu Rumah Tangga Ini Jadi Korban Tetangganya Sendiri, Pintu Rumah Jadi Biang Keladi

Operational Land Imager (OLI) di Landsat 8 juga mengambil gambar yang menunjukkan api membakar beberapa daerah kelapa sawit di Kalimantan Selatan.

Gambar dari Operational Land Imager (OLI) menunjukkan api membakar beberapa daerah kelapa sawit di Kalimantan Selatan. Foto diambil 15 September 2019.
NASA

Gambar dari Operational Land Imager (OLI) menunjukkan api membakar beberapa daerah kelapa sawit di Kalimantan Selatan. Foto diambil 15 September 2019.

Peta di bawah ini, menunjukkan data karbon organik pada Selasa (17/9/2019) dari model GEOS forward processing (GEOS-FP) yang mengasimilasi informasi data satelit, pesawat, dan sistem pengamatan di darat.

Peta yang menunjukkan data karbon organik pada Selasa (17/9/2019) dari model GEOS forward processing (GEOS-FP) yang mengasimilasi informasi data satelit, pesawat, dan sistem pengamatan di darat
NASA

Peta yang menunjukkan data karbon organik pada Selasa (17/9/2019) dari model GEOS forward processing (GEOS-FP) yang mengasimilasi informasi data satelit, pesawat, dan sistem pengamatan di darat

Untuk mensimulasikan karbon organik, pemodel memanfaatkan pengamatan satelit terhadap aerosol dan kebakaran.

Baca Juga: Awalnya Cuma Demam Tapi Hingga Bikin Menangis Tanpa Suara, Inilah Diagnosis Penyakit yang Diderita Anak Bungsu Meisya Siregar dan Bebi Romeo yang Sampai Bikin Kedua Orangtuanya Tak Kuasa Menahan Air Mata

GEOS-FP juga mengolah data meteorologi seperti suhu udara, kelembaban, dan angin, untuk memproyeksikan apa yang terjadi di atmosfer.

Dalam hal ini, asap tetap relatif dekat dengan sumber api karena angin sangat kecil.

GEOS FP, seperti model cuaca dan iklim lainnya, menggunakan persamaan matematika yang mewakili proses fisik untuk menghitung apa yang terjadi di atmosfer.

Model ini menghitung posisi dan konsentrasi partikel karbon organik setiap lima menit sertamengolah data aerosol baru pada interval tiga jam, data meteorologi baru pada interval enam jam, dan data kebakaran baru setiap hari.

Source : tribunnewswiki.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x