Dalam hal ini, asap tetap relatif dekat dengan sumber api karena angin sangat kecil.
GEOS FP, seperti model cuaca dan iklim lainnya, menggunakan persamaan matematika yang mewakili proses fisik untuk menghitung apa yang terjadi di atmosfer.
Model ini menghitung posisi dan konsentrasi partikel karbon organik setiap lima menit serta mengolah data aerosol baru pada interval tiga jam, data meteorologi baru pada interval enam jam, dan data kebakaran baru setiap hari.
Peta gambut yang tersedia melalui Pusat Atlas Penelitian Kehutanan Internasional Kalimantan menunjukkan, banyak kebakaran terjadi di dalam atau di dekat daerah-daerah dengan lahan gambut.
Sulit dipadamkan, kebakaran gambut melepaskan sejumlah besar gas dan partikel, termasuk karbon dioksida, metana, dan partikel halus (PM 2,5).
Karbon dioksida dan metana adalah gas rumah kaca yang potensial yang menghangatkan iklim.
PM 2,5 adalah campuran partikel halus yang dikenal memiliki efek kesehatan negatif.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki.com dengan judul "Wiranto Bilang Kebakaran Hutan dan Lahan Tak Parah, Tapi Citra Satelit NASA Berkata Lain"
(*)
Source | : | tribunnewswiki.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar