Namun demikian, dikutip dari Tribunnnews, Wakil Ketua Umum Generasi Optimis Indonesia, Frans Meroga mengkritik secara keras pernyataan politik politisi senior Partai Gerindra, Permadi yang mendukung penurunan Presiden Joko Widodo sebelum pelantikan tanggal 20 Oktober 2019 mendatang.
Sebelumnya pada Sabtu (28/9/2019) kemarin Permadi menggelar pertemuan tertutup dengan mantan Danjen Kopassus Soenarko dan tokoh Persaudaraan Alumni 212 Al Khaththath di kediamannya di Jalan Pengadegan Barat Nomor 41, Jakarta Selatan.
Frans menyoroti pernyataan Permadi yang menyatakan akan melakukan ‘people power’ dan sudah ada purnawirawan TNI yang mengurus soal itu.
“Itu maksudnya apa? Mengatakan ‘people power’ saja sudah memperkeruh suasana. Mau adu domba TNI? Kopassus dan Marinir adalah pasukan elit yang bertugas menjaga kedaulatan negara, bukan digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah,” ungkap Frans Meroga di Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Frans juga mengkiritik pernyataan Permadi yang membawa nama Presiden Soekarno untuk menjatuhkan Presiden Jokowi.
“Kami minta jangan gunakan nama Bung Karno untuk menjatuhkan Presiden Jokowi, apa yang dilakukan Jokowi justru selaras dengan cita-cita Bung Karno seperti membebaskan sumber daya alam Indonesia dari korporasi asing di bidang minyak dan gas serta minerba.”
“Presiden Jokowi justru ingin membebaskan Indonesia dari objek kolonialisme versi baru,” tegasnya.
Frans pun meminta Permadi untuk tidak melanjutkan niatnya untuk melengserkan Presiden Jokowi karena berpotensi memecah belah anak bangsa dan kemudian dimanfaatkan serta diintervensi kepentingan asing atau pihak-pihak tertentu yang ingin mengeruk kekayaan bangsa.(*)
“Jangan sampai gerakan mahasiswa yang awalnya untuk menolak sejumlah RUU itu kemudian berubah menjadi usaha untuk melengserkan pemerintahan yang sah karena provokasi Permadi,” pungkasnya.(*)
Source | : | tribunnews,Kompas TV |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar