Rencana itu tentu saja disambut baik oleh Eli, meski dirinya mengaku masih berharap pada perhatianyang diberikan oleh pemerintah.
"Insyaallah jika memang terjawab seperti itu. Tapi kalau dari pemerintah baik dari Kabupaten sampai ke pusat tidak perhatikan juga. Biarlah saya bertahan apa adanya. Sebab menara ini dibangun di atas petuanan dan di dalam dusun saya," tutur Eli.
Eli juga mengaku akan tetap menjaga menara suar tersebut dari orang-orang tak bertanggung jawab.
"Saya merasa punya tanggung jawab sejak 1998 sampai hari ini. Karena kepercayaan yang diberikan dari Kepala Dusun untuk saya," tutur Eli.
Sampai saat ini, Eli mengaku baru diberikan uang sirih pinang sebanyak Rp 50 ribuwalaupun lahannya dipakai untuk menara suar dengan tanpa pernahada pembebasan lahan.
Kunci Ditarik
Dihubungi di tempat terpisah, Kepala Desa Eliasa, Rudi Amarduan mengaku bahwa kunci menara memang baru diberikan kepada Eli sejak dirinya menjabat sebagai kepala desa.
"Waktu tahun 1998 itu Desa Eliasa masih status dusun. Sebelumnya pagar menara di gembok mati. Lalu kunci dikasih ke Pak Eli itu pada tahun 2014 setelah rehab berat," papar Rudi.
Sementara itu, Sekretaris Desa Eliasa Thomas Entamoi yang dikonfirmasi mengaku telah berencana menarik kunci dari Eli demi memudahkan jika ada kunjungan.