"Maksud Pemerintah Desa mau ambil itu menjaga kemungkinan ada tamu seperti ini, kita tidak cari-cari dia (Bapak Eli, red) lagi," sambungnya.
Thomas mengaku, dalam beberapa kali pertemua, sudah diputuskan untuk ambil kunci dengan pertimbangan dibuat karcis dari desa lalu dipercayakan kepada Eli untuk menjual kepada para pengunjung.
"Nanti setiap bulan baru dipertanggungjawabkan kepada pemerintah desa," tambahnya.
Rencananya, pemberlakuan karcis itu mulai berjalan awal Mei 2019.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul"Eli, Setia Menjaga Menara Perbatasan Indonesia-Australia Meski Tak Pernah Diberi Upah: Biarlah Saya Bertahan Apa Adanya"
(*)