Di bawah komando Letjen Benny Moerdani dan Letkol Infanteri Sintong Panjaitan sebagai pemimpin operasi lapangan, pasukan tersebut bergerak pada pukul 02.30 WIB.
Bergerak menyelinap dari semak-semak kemudian bergerak mengendap ke arah pesawat dengan membawa tiga tangga.
Bergerak masuk lewat pintu darurat dekat sayap dan bagian belakang pesawat, pasukan tersebut langsung masuk.
"Tiba-tiba terdengarlah tembakan-tembakan, mungkin dalam waktu dua detik," kata Henk Siesen, warga negara Belanda di dalam pesawat.
Penumpang kemudian dikeluarkan satu persatu melalui pintu depan.
Namun sempat ada momen menegangkan yaitu salah satu pembajak ternyata ikut tiarap bersama penumpang lain dan tak terdeteksi.
Pembajak tersebut kemudian melempar granat yang beruntung saja granat tersebut tidak meledak dan akhirnya ditembak mati ketika berusaha melarikan diri.
Pemimpin kelompok pembajak tersebut diketahui bernama Imran bin Muhammad Zein yang kemudian ditangkap dan dihukum mati pada 28 Maret 1983.
Operasi tersebut berlangsung selama 3 menit.
Keberhasilan operasi tersebut bahkan membuat nama Kopassus menjadi salah satu pasukan elite terbaik di dunia.
Pada 2008 bahkan Kopassus pernah masuk dalam peringkat tiga pasukan elite terbaik di dunia dalam versi Discovery Channel.
Baca Juga: Seorang Anggota Polisi di Magelang Dapat Bendera Hitam dari Kapolres, Apa Artinya?
Kopassus menjadi yang diperhitungkan karena tidak bergantung dengan teknologi super canggih seperti tentara di negara maju.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar,Discovery |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar