Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Anggrek tentu saja jadi salah satu tanaman hias yang paling banyak diincar kolektor.
Kelopak bunganya yang sangat cantik membuat tanaman tersebut terus menjadi penghias rumah di masa apapun.
Tak seperti tanaman lain yang memiliki waktu kepopuleran seperti Gelombang Cinta, Anggrek cenderung terus dicari.
Indonesia sendiri memiliki berbagai macam jenis anggrek yang bisa dikoleksi.
Namun ada satu jenis yang anggrek yang sangat sulit untuk dikoleksi sampai-sampai harganya menjadi fantastis.
Tanaman tersebut adalah anggrek hitam papua yang memiliki kelopak berwarna hitam pekat dengan warna putih sebagian.
Dikutip Gridhot dari Intisari, Anggrek hitam ini salah satu yang paling terkenal di dunia.
Anggrek dengan nama latin Coelogyne Pandurata tersebut hanya bisa ditemui di Kalimantan Timur dan Papua.
Anggrek Hitam Kalimantan juga berbeda dengan Anggrek Hitam Papua.
Anggrek hitam kalimantan memiliki helai bunga yang dihiasi warna hijau cantik.
Namun, ada pula yang warna bunganya hitam pekat secara keseluruhan.
Berbeda dengan anggrek hitam kalimantan, anggrek hitam papua dikaruniai putik bunga berwarna cerah.
Kelopak bunganya, baik bagian luar dan dalamnya berwarna hitam kelam merata.
Anggrek Hitam Papua sendiri sangat langka hingga dicari kolektor tanaman hias dunia.
Bahkan tanaman tersebut sampai sering diselundupkan untuk bisa ke luar Papua.
Saking langkanya tanaman tersebut bahkan mampu menyentuh angka ratusan juta rupiah.
Padahal Anggrek Hitam sangat sulit dikembangbiakkan.
Rasio keberhasilan mengembangbiakkan anggrek ini di luar Papua hanya di angka 20-30%.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Anggrek Hitam pernah berusaha dilestarikan secara indepen oleh keluarga yang satu ini.
Berdasarkan arsip Kompas pada tahun 2013, Ramianto Situl (39) dan keluarga bersikeras merawat hutan anggrek di Desa Murutuwu, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah.
Keluarganya sudah secara turun temurun merawat hutan anggrek hitam tersebut.
Namun keluarga Ramianto hanya merawat anggrek hitam Kalimantan.
”Hujan atau panas, kami tetap menyetek anggrek. Sampai kami dibilang orang gila karena mau merawat anggrek seperti itu,” kata Rami mengenang.
Berkat usaha dari keluarga Ramianto, hutan anggrek hitam yang dirawatnya kini tumbuh subur dan lebat.
Kini, Rami dan empat saudaranya yang tinggal di Murutuwu-lah yang aktif merawat hutan. Meski demikian, saudaranya yang berada di luar Kalimantan Tengah (Kalteng) pun tetap memberikan perhatian pada anggrek di hutan tersebut.
Rami harus berjuang dari gempuran hutan sawit yang sudah mulai melebar saat itu.
Komitmen Rami sangat kuat hingga siapapun yang mengusik Anggrek Hitam tersebut akan langsung ditegurnya tanpa segan.
(*)